Renungan rohani Kristen tentang perselingkuhan suami istri
Bersamakristus.org – Renungan harian Kristen tentang selingkuh. Tuhan sangat menentang perselingkuhan, sebab perselingkuhan merupakan sebuah hal yang tidak akan membawa dampak baik apapun. Perselingkuhan yang dilakukan oleh suami atau istri hanya akan membawa malapetaka dan keburukan, khususnya bagi yang sudah memiliki anak.
Anak dari orangtua yang bercerai selamanya akan mengenang kejadian buruk yang menimpa ayah dan ibunya. Bahkan dalam kondisi yang buruk, ada beberapa anak yang harus menghadapi teman-teman yang mengejek atau menggunjingnya sehingga mereka menjadi terintimidasi.
Akhirnya mereka akan menjadi trauma dan berkemungkinan untuk tidak ingin menjalin hubungan dengan lawan jenis alias tidak menikah. Sebenarnya ini juga dipengaruhi oleh lingkungan, namun semuanya bermuara dari perceraian yang dilakukan ayah dan ibunya.
Di dalam Alkitab juga banyak terdapat ayat emas atau firman Tuhan mengenai perceraian seperti yang telah kami bagikan sebelumnya melalui artikel ayat alkitab tentang perceraian yang menyebutkan bahwa bercerai tidak akan memberikan dampak positif apapun.
Nah pada kesempatan ini kami ingin membagikan kumpulan renungan harian rohani Kristen tentang selingkuh. Renungan-renungan ini juga dapat menjadi ilustrasi dan bahan khotbah yang menginspirasi, dan menyejukkan hati. Silahkan disimak.
Dosa Selingkuh dalam Agama Kristen
Dalam Alitab perselingkuhan sudah jelas dilarang dan sebaiknya jika Anda melakukannya, Anda bisa bertobat melakukannya. Namun tetapi, dunia yang semakin penuh dengan pergumullan dan masalah membuat banyak orang hingga saat ini kehilangan kemuliaan Tuhan.
Allah membenci perbuatan selingkuh, termasuk bila melakukan dosa selingkkuh yang sama halnya atau tidak berbeda dengan perselingkuhan. Maka dari itu, ada banyak firman Tuhan yang mengungkapkan hal tersebut dan berusaha menasihati anak Allah untuk tidak melakukan kesalahan tersebut.
Adapun di dalam Alkitab juga telah diberikan penjelasan bahwa perbuatan ini tak baik dan akan mendapatkan penghukuman dari Allah. Hukumannya antara lain tidak dapat menjadi bagian dari kerajaan Allah, kehilangan kemuliaan Allah, konsekuensi di sunia, kehilangan berkat, dan juga jauh dari Allah.
Baca:
Renungan Rohani Kristen Tentang Selingkuh
Langsung saja tanpa baasa basi kembali silahkan simak pembahasan mengenai renungan harian rohani Kristen tentang selingkuh. Mudah-mudahan dengan adanya renungan ini kita dapat menyadari betapa buruknya akibat dari perselingkuhan suami istri.
1. Jangan Pernah Mendua Hati
“Mengapa kamu mau menimbulkan sakit hati-Ku dengan perbuatan tanganmu, yakni membakar korban kepada allah lain di tanah Mesir yang kamu masuki untuk tinggal sebagai orang asing di sana?” Yeremia 44:8.
Salah satu faktor yang sering menjadi penyebab retaknya keharmonisan dalam sebuah rumah tangga adalah ketika salah satu di antara mereka, entah suami atau istri melakukan perselingkuhan. Hal ini menunjukkan bahwa salah satu dari pasangan telah mendua hati serta tidak lagi setia terhadap pasangannya.
Inilah yang juga diperbuat oleh Yehuda, di mana mereka tak lagi mengasihi Tuhan sepeuh hati, tidak lagi setia kepada-Nya. Bangsa Yehuda sudah tak lagi menempatkakn Tuhan sebagai single authority, sebab karena ada Allah lain yang bertahta d hati mereka, tanda bahwa hati mereka telah bercabang.
“…beribadah kepada allah lain yang tidak dikenal oleh mereka sendiri…” (ayat 3).
Hidup mengandalkan dan berharap kepada Mesir, yang adalah gambaran mengenai kekuatan dan kemegahan dunia. Perbuatan mereka sudah menyakiti dan melukai hati-Nya. Padahal sudah berkali kali Tuhan memperingatkan mereka dengan mengutus Nabi-Nabi-Nya, seperti Yeremia.
“Janganlah hendaknya kamu melakukan kejijikan yang Aku benci ini! Tetapi mereka tidak mau mendengarkan dan tidak mau memperhatikan supaya berbalik dari kejahatan mereka dan tidak membakar korban lagi kepada allah lain.” (Yeremia 4-5).
“Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya.” (Galatia 6:7).
Mereka tak sadar bahwa ketidaktaatan mereka mendatangkan hukuman bagi diri sendiri. Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang setia, sehingga Dia pun menuntut kesetiaan kita kepada-Nya.
“Inilah tanda bagimu, demikianlah firman TUHAN, bahwa Aku akan menghukum kamu di tempat ini, supaya kamu mengetahui bahwa perkataan-perkataan-Ku terhadap kamu akan sungguh-sungguh terwujud untuk kecelakaanmu.” (Yeremia 44:29).
2. Keutuhan Dalam Keluarga
“Ingatkanlah mereka supaya mereka tunduk pada pemerintah dan orang-orang yang berkuasa, taat dan siap untuk melakukan setiap pekerjaan yang baik.” Titus 3:1.
Kini ada banyak sekali terjadi goncangan dalam kehidupan rumah tagga. Keluarga menjadi sasaran atau bidikan iblis. Jika keluarga terpecah belah dan hancur, akan berdampak kepada gereja sebab keluarga adaallah gereja inti.
Di dalam rumah tangga ada banyak masalah yang bermunculan, sehingga menimbulkan keretakan dan percekcokan di antara anggota keluarga. Kita juga sering membaca berita di surat kabar atau melihat dan mendengar berita di layar kaca, banyak keluarga yang awalnya begitu harmonis namun berubah menjadi porak-poranda serta berujung pada perceraian. Perceraian sendiri sangat dibenci oleh Tuhan.
“Sebab Aku membenci perceraian, firman TUHAN, Allah Israel…” (Maleakhi 2:16), karena “…apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.” (Matius 19:6).
Menurut hasil survei, Amerika Serikat menjadi satu dari sepuluh negara dengan angka perceraian yang paling tinggi di dunia. Dan sebagian besar keluarga Amerika Serikat adalah Kristen. Ada banyak faktor yang menyebabkan terjadinya perceraian dalam sebuah keluarga, di antaranya ketidakharmonisan, KDRT, faktor ekonomi, hingga perselingkuhan akibat adanya orang ketiga.
Rasul Paulus melalui suratnya yang ditujukan kepada Tisus memberi nasihat bagaimana supaya kehidupan keluarga tetap kokoh dan senantiasa berada di dalam pemeliharaan Tuhan. Hal utama yang harus dilakukan dalam kehidupan berumahtngga adalah penundukkan diri.
Pertikaian sering terjadi dalam kehidupan keluarga ketika masing-masing tidak mau menundukakan diri kepada otoritas yang seharusnya. Mereka bersikeras mempertahankan ego masing-masing dan tidak mau mengalah. Seorang anak tidak mau tunduk kepada orangtuanya, seorang istri tidak mau tunduk kepada suaminya.
“…kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat.” (Efesus 5:23).
Begitu pula suami yang tidak mau menundukkan diri kepada Kristus. Sikap mau menang sendiri akan hilang apabila tiap-tiap anggota keluarga menundukkan diri.
Akhir Kata
Sekian pembahasan mengenai renungan rohani kristen tentang selingkuh. Semoga dengan menyadari betapa tidak baiknya selingkuh, kita dapat melakukan pencegahan terhadap upaya-upaya perselingkuhan antara suami dan istri.
Baca: