Renungan Kristen Tentang Keluarga

Renungan harian rohani Kristen mengenai keluarga bahagia dan harmonis

Bersamakristus.org – Renungan harian rohani Kristen tentang keluarga. Keluarga merupakan persekutuan antara ayah, ibu, anak, kakek, nenek, saudara, dan kerabat. Hubungan darah ini memiliki peran penting dalam perkembangan pribadi seseorang dari yang tidak tahu apa-apa menjadi sangat mencintai Tuhan Yesus.

Keluarga adalah pihak pertama yang kita jumpai ketika mengalami pergumulan, mereka juga menjadi pihak pertama ketika kita kebingungan dalam mempelajari sesuatu yang rumit dalam konteks kehidupan beragama. Keluarga adalah harta yang paling berharga bagi kita semua.

Namun, di dunia ini tak semua hubungan keluarga itu harmonis. Ada kalanya mereka menghadapi masalah. Tidak heran bila kita harus mempelajari lebih banyak mengenai ayat alkitab tentang masalah keluarga maupun ayat alkitab tentang perceraian.

Dengan begitu, kita akan mengetahui betapa bahayanya menciptakan permasalahan di dalam ruang lingkup keluarga. Betapa meruginya orang yang bercerai dan memutuskan untuk mengambil langkah masing-masing setelah sebelumnya saling mencintai.

Lalu, bagaiamana cara menjadi keluarga yang harmonis dan terbebas dari segala pelik masalah? Cobalah baca beberapa renungan berikut yang mudah-mudahan memotivasi kita semua untuk selalu menciptakan kesetiaan dalam hubungan suami-istri.

Kumpulan Renugan Kristen Singkat Tentang Keluarga

Di bawah ini akan kami kumpulan beberapa renungan singkat harian Kristen terbaik tentang cara menciptakan keluarga yang harmonis, setia, dan saling mencintai. Silahkan disimak.

1. Kunci Kebahagiaan Keluarga

“Berbahagialah setiap orang yang takut akan TUHAN, yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya!” Mazmur 128:1.

Setiap orang yang berumah tangga tentu memiliki harapan agar rumah tangga yang dibangunnya kokoh, langgeng, dan bahagia. Untuk mewujdukan hal tersebut, hal utama yang harus diperhatikan adalah kekuatan pondasinya. Mengingat pondasi menentukan kekokohan suatu bangunan dalam menghadapi goncangan dan badai.

Pondasi yang kuat bagi kehidupan rumah tangga adaklah takut akan Tuhan. Takut berarti hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya. Bila sudah membangun pondasi keluarga dengan hati takut akan Tuhan, maka berkat akan dicurahkan dalam kehidupan kita.

“…engkau memakan hasil jerih payah tanganmu, berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu!” (ayat 2).

Kalimat hasil jerih payahmi berbicara mengenai pekerjaan, saha, bisnis, atau apa saja yang tengah kita kerjakan, termasuk pelayanan yang akan dijadikan Tuhan berhasil dan beruntung. Takut akan Tuhan berbicara mengenai ketaatan, di mana setiap ketaatan akan selalu mendatangkan berkat dari Tuhan. Berkat inilah yang akan dinikmati oleh seluruh anggota keluarga, bahkan sampai keturunan selanjutnya.

Hal yang sia-sia bila kita membangun rumah tangga bila tidak melibatkan Tuhan dan memiliki hati yang takut akan Dia. Sebab keadaan ini sama seperti yang disampaikan Nabi Hagai.

“Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah–sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur.” (Mazmur 127:2).

“Kamu mengharapkan banyak, tetapi hasilnya sedikit, dan ketika kamu membawanya ke rumah, Aku menghembuskannya. Oleh karena apa? demikianlah firman TUHAN semesta alam. Oleh karena rumah-Ku yang tetap menjadi reruntuhan, sedang kamu masing-masing sibuk dengan urusan rumahnya sendiri.” (Hagai 1:9).

Maka dari itu jangan pernah kamu terlalu sibuk mengejar materi duniawi lalu mengesampingkan perkara rohani, lupa membangun mezbah doa, dan lupa mengembalikan persepuluhan yang justru membuat berkat kita terhalangi.

Jangan lupa, kunci kebahagiaan keluarga tidak diperoleh dari apa yang ada di dunia ini, namun hanya diperoleh ketika memiliki hati yang takut akan Tuhan.

2. Keluarga Pembentuk Karakter

“Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus.” 2 Timotius 3:15.

Meski sebagai lembaga atau unit masyarakat terkecil, keberadaan keluarga berperan dan memiliki pengaruh besar dalam pertumbuhan suatu generasi bangsa. Dalam keluarga yang terbangun suatu persekutuan karib yang terikat berdasarkan hubungan darah, yakni ayah, ibu, dan anak.

Mengapa keberadaan keluarga berperan penting bagi suatu generasi? Sebab berawal dari keluarga inilah nilai-nilai moral mulai ditanamkan dan dipraktekkan secara efektif, kontinyu dan konsisten dari hari ke hari sehingga dapat dikatakan bahwa keluarga adalah faktor utama penentu karakter.

Seringkali orang tua hanya bisa memanjakan anaknya dengan materi atau memenuhi kebutuhan jasmaninya. Orang tua yang mampu rela mengeluarkan dana besar demi memberi pendidikan berkualitas bagi anaknya, bahkan sampai menyekolahkan ke luar negeri, itu sangat baik sekali.

Orang tua yang demikian bijak pasti akan memberikan pendidikan terbaik bagi anak-anaknya di masa depan. Namun orang tua yang justru lupa dan kurang memperhatikan santapan rohani bagi anaknya juga tak kalah banyak.

“Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu. Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.” (Ulangan 6:5-7).

Tuhan menghendaki setiap ayah dan ibu mengajarkan kepada anak-anaknya tentang nilai kebenaran firman Tuhan secara terus menerus, berulang, di mana pun dan kapan pun waktunya.

“Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.” (2 Timotius 3:16).

Akhir Kata

Itu dia kumpulan renungan rohani kristen tentang keluarga. Semoga adanya renungan rohani mengenai keluarga yang harmonis ini bisa memberi kita pelajaran berharga tentang bagaimana cara menjaga keharmonisan dan kehangatan dalam rumah tangga. Amin.

Baca:


Satu pemikiran pada “Renungan Kristen Tentang Keluarga”

Tinggalkan komentar