Pengaruh Reformasi Terhadap Gereja

Pengaruh Reformasi Gereja Terhadap Agama Kristen

Bersamakristus.org – Pengaruh reformasi terhadap gereja. Dahulu Martin Luther memelopori gerakan reformasi gereja, yakni gerakan untuk menentang penyimpangan terhadap ajaran Alkitab.

Dengan adanya peristiwa besar dalam sejarah Kristen tersebut, tentu saja banyak manfaat dan pengaruhnya bagi kehidupan umat percaya di masa sekarang.

Salah satunya kita bisa lebih mudah mengenal ciri-ciri ajaran sesat yang menyimpang agar dapat menghindari dampak buruknya. Selain itu ibadah di gereja pun juga terpengaruh.

Karena reformasi gereja tersebut berskala global, tentu saja pengaruhnya tidak hanya di lokasi kejadian melainkan juga berpengaruh ke gereja di seluruh dunia tak terkecuali gereja di Indonesia.

Di kesempatan ini kami ingin menjelaskan tentang pengaruh penting reformasi gereja Martin Luther terhadap gereja di Indonesia yang perlu diketahui. Ulasannya bisa disimak di bawah ini.

Pengaruh Reformasi Martin Luther Terhadap Gereja

Pengaruh reformasi gereja menciptakan benih-benih demokratis politik serta kesadaran individu akan pentingnya hal politik dan kebebasan individu. Ini menjadi pondasi keberanian masyarakat untuk melawan kekuasaan yang semena-mena.

Contohnya membuat Katolik Roma terpecah menjadi dua, pada saat ini kita mengenalnya dengan Kristen Protestan dan Katolik. Perbedaan ke dua agama ini terletak di tatanan gereja atau liturgi dan sebagian kepercayaannya.

Bagi yang belum tahu, reformasi ini mengubah ke arah yang lebih baik dan berdasarkan ajaran semula. Gerakan reformasi gereja adalah suatu upaya untuk meluruskan penyimpangan-penyimpangan yang ada yang terhadap waktu itu dikerjakan oleh Gereja Katolik dari Gereja terbesar di dunia terdapatnya penjualan surat pengampunan dosa atau yang kebanyakan disebut bersama surat aflat.

Mungkin ada yang berpikir Katolik awalnya berasal dari Eropa, pengaruhnya juga dianggap menyebabkan kelompok agamis serta penguasa berseteru panjang hingga puluhan tahun. Perseterua terjadi antara Protestan dan Katolik yang akhirnya menyebabkan Eropa kacau balau.

Awal mula berjalan reformasi gereja di Eropa latar belakang reformasi Gereja oleh:

  • Praktek jual beli indulgensi atau pengampunan dosa oleh Gereja Katolik Roma
  • Praktek simoni atau jual beli jabatan di Gereja Katolik Roma
  • Tuduhan korupsi dan nepotisme di Gereja Katolik Roma
  • Skisma barat antara Paus Roma dan Paus Avignon yang menurunkan wibawa Gereja Katolik Roma
  • Tersedianya mesin cetak pembuat alkitab yang ada bagi kalangan umum
  • Paham humanisme dan renaissans
  • Adanya penyimpangan terhadap acara sakramen suci atau ritual penyembahan pemujaan terhadap benda-benda keramat atau toko-tokoh yang mengakibatkan penyembahan berhala
  • Pajak-pajak yang memberatkan dikarenakan ambisi kaum bangsawan lokal
  • Kebangkitan nasionalisme di Eropa di mana raja-raja menampik dominasi Paus
  • Perkembangan kapitalisme dan krisis ekonomi di kawasan imperium Roma

Kehidupan di Eropa didominasi Gereja Katolik pada abad pertengahan. Ini karena Gereja Katolik mempengaruhi banyak faktor kehidupan dari masyarakat hingga kebudayaan, sehingga mereka melewatkan tugasnya sebagai gereja. Dengan tokoh utamanya bernama Martin Luther. Faktor-faktor yang memengaruhi terjadinya reformasi adalah:

  • Penyimpangan-penyimpangan didalam tubuh gereja. Hal ini yang dimaksud adalah orang-orang yang jadi biarawati hanya melacak kedudukan, kekayaan, dan kehidupan duniawi lainnya
  • Gereja jadi pusat aktivitas monopoli agama, budaya, ekonomi, dan politik
  • Faham humanisme menyebabkan orang makin kronis terhadap ajaran agama dikarenakan mereka mampu membaca naskah asli didalam tulisan Yunani kuno
  • Menentang indulgenesi yaitu surat pengampunan dosa
  • Gereja melewatkan tugasnya bersama hanya melacak kekayaan dan kekuasaan
  • Gereja hanya berfoya-foya bersama membangun gereja-gereja mewah seperti di vatikan

Indulgensi : Penghapusan hukuman atau dosa waktu atas dosa yang telah diampuni. Ajaran ini hanya ada di Gereja Katolik. Di abad pertengahan berjalan penyelewengann surat indulgensi.

Perkembangan Gerakan Reformasi Gereja

Luther memprakarsai perkembangan reformasi gereja dengan membentuk jemaat baru pada 1520. Ia meminta kepada Kaisar Roma dan para pangeran Jerman mereformasi gereja dan menyingkirkan kesetiaannya kepada Paus. Hal ini menyebabkan gereja marah. Dewan Roma dan Paus Leo X menampik untuk mereformasi gereja Roma dan melarang ajaran Luther.

Orang-orang Jerman kemudian membantu gagasannya, gerakan reformasi ini kemudian memunculkan semangat federalisme yang menjadi cikal bakal nasionalisme di kalangan orang Jerman. Dampak yang diterimanya berjalan disintegrasi dan Eropa terbagi jadi negara-negara kecil.

Setelah itu muncul rancangan hak ketuhanan raja, di mana mereka berhak memerintah dan warganya diwajibkan untuk menaati. Luther menjelaskan karakter hak tersebut sakral dan sebagai politik suci.

Ide tersebut memunculkan benih-benih absolutism baru yang berdampak pada praktik pemikiran politik barat. Setelah bermacam macam alasan yang keluar dan ada pun tokoh-tokoh di belakang terdapatnya reformasi gereja adalah Martin Luther, Jean Calvin, Ulrich Zwingli, John Weasly, dan tetap banyak lagi.

Karena banyaknya tokoh-tokoh pelopor reformasi gereja maka timbullah sekte-sekte kecil seperti Lutherisme, Calvinisme, Anglicanisme, dan lain sebagainya.

Tahun Abad ke 15-16

Perkembangan Agama Kristen berkembang di seluruh penjuru dunia lewat rute penjelajahan samudra yang dikerjakan didalam aktivitas perdagangan pada abad ke-15 hingga ke-16.

Schaaf menambahkan penjelasan tentang makna evangelisch dalam terbitan Bahasa Inggris, makna ini banyak digunakan gereja-gereja yang timbul usai reformasi di Jerman dan lebih familiar dengan makna evangelis. Sedangkan untuk terjemahan protestan sendiri adalah makna yang perlihatkan terjemahan dari makna protestantisch.

Penyebaran agama Kristen di Indonesia bermula pada abad ke-15 M, terutama di Maluku dengan masuknya saudagar dari Portugis, Gonsalo Veloso dan seorang rohaniawan dari Fransiskan, Simon Vaz. Ajaran Kristen menyebar lewat perdagangan dan pendidikan. Penyebaran Agama Kristen di Indonesia merupakan bagian aktivitas dari penyebaran ajaran Kristen ke seluruh dunia.

Selama masa penjajahan tersebut kegiatan penyebaran nilai-nilai Kristiani ini sangat gencar dilakukan oleh rohaniawan. Penyebaran Kristen di Indonesia terbagi jadi 2 yaitu Kristen Protestan dan Katolik. Perintis Katolik adalah pastor dan biarawan sedangkan perintis Kristen Protestan adalah pendeta dan penginjil.

Dari dokumen yang ditulis oleh Aland yang kemudian dirangkum oleh Ramli HS Harahap, ia berpendapat bahwa ada sebagian sejarah reformasi gereja memberi dampak pada reformasi:

1. Runtuhnya Kesatuan Gereja

Aland berpendapat bahwa gereja runtuh pada awal abad ke-16 merupakan dampak dari reformasi. Hal ini karena dalam 500 tahun, sebelum saat terjadinya reformasi gereja telah terpecah jadi 2 yaitu Gereja Timur dan Gereja Barat. Hal ini berjalan terhadap pada 1054.

Sebelum tahun 1054, Aland menjelaskan gereja telah mengalami pembicaraan yaitu pembicaraan berkenaan Kristologis sehingga menengahi kesatuan gereja nasional. Sehingga mampu diartikan bahwa belum tepat kecuali reformasi gereja terhadap abad ke-16 merupakan awal terjadinya perpecahan gereja secara luas.

2. Motif Perluasan Reformasi

Masalah yang terjadi pada gereja di Jerman disebut menjadi cikal bakal terjadinya motif perluasan gereja. Pasalnya pada tahun 1524 di Jerman ada pergerakan evangelis. Pergerakan ii diinisiasi Luther, dalam 14 hari dalilnya akan meluas ke seluruh Jerman.

Menurut Aland, motif yang membentuk reformasi adalah pertama, kritik terhadap Gereja Katolik. Kedua, usaha untuk membangun kesadaran nasionalisme. Ketiga, politik tapi, faktor politik sendiri tidak menambahkan dampak positif terhadap reformasi sendiri. Keempat, moralitas. Terjadi banyak penurunan moral-moral di gereja.

3. Motif Reformasi dan Ajarannya

Apa yang dikatakan sebagai motif reformasi dan ajarannya, menurut Aland semata-mata semboyan dan slogan yang dikumandangkan oleh si reformator seperti Martin Luther yang menjelaskan anugerah, John Calvin menjelaskan keagungan Allah, dan Ulrich Zwingli menjelaskan Kerajaan Allah.

Aland menyimpulkan dari ketiga reformator ini, ada perbedaan yaitu Luther adalah seorang nabi dan penafsir kitab suci yang hidup di Jerman sehingga dikenal dengan German profundity, dan Calvin adalah seorang sarjana dan pemimpin gereja yang hidup di Prancis dan dikenal dengan French clarity, sedangkan Zwingli yang hidup di Swiss dikenal dengan Partical sense.

4. Reformator yang Lebih Kecil

Banyak juga reformator-refomator kecil yang ikut membantu menyebar luaskan reformasi, mereka disebut lesser. Ada pun tokoh-tokohnya adalah Johann Lang seorang reformator dari Erfurt dan penasehat asing di Schwarzburg, Wenceslas Link seorang reformator di Altenburg dan Nuremberg, George Spalatin seorang reformator yang sebagai pengkhotbah termasuk di Penjara Frederick yang bijaksana, Justus Jonas dan Nicholas von Amsdorf adalah 2 orang yang mendirikan reformasi Wittenburg, Johannes Bugenhagen adalah orang yang membantu reformasi di Brunswick, Hamburg, dan Hildesheim. Dan Nicholas Hausmann adalah seorangn reformator di Zwickau dan Dessau.

5. Fenomena yang Mencakup Seluruh Eropa

Martin Luther menjalankan reformais tidak hanya di Jerman saja, melainkan di seluruh Eropa. Seperti reformasi di Belanda oleh para pengungsi dari Prancis dan Swiss, di Scandivania di kota Denmark, di Inggris pada saat pemerintahan Henry VIII dan penggantinya Edward VI, di Scotlandia dan Timur Eropa oleh kaum awam, dan ke Hungaria, Transylvania, hingga ke Polandia. Setelah Luther mati, reformasi diawali di Wittenburg dan Calvin menguasai daerah Geneva dan menjadikannya pusat reformasi.

6. Reformasi Sayap Kiri

Reformasi sayap kiri adalah sesuatu yang tumbuh dan berkembang di samping dari perkembangan reformasi itu sendiri yaitu anabaptis dan spritualist keduanya aktif berkembang di Jerman dan Switzerland. Awal mula pergerakan ini jauh di belakang abad pertengahan.

7. Revolusi Copernicus

Conrad Ferdinand Meyer menjelaskan reformasi Luther berjalan di antara 2 era yaitu para filsuf dan sejarawan berjalan terhadap sebagian abad pertengahan sedangkan kecuali dilihat dari pekerjaannya dan reformasinya sendiri Luther berada terhadap awal era modern.

Gerakan reformasi gereja adalah sambungan dari renaissans. Tetapi, ke dua hal ini terkandung perbedaan yaitu renaissans melahirkan prinsip kenikmatan hidup, manusia merupakan makhluk yang baik, dan mendewakan kekuatan manusia.

Reformasi tetap membawa pandangan bahwa terhadap dasarnya manusia adalah makhluk korup dan bejat moralnya sehingga harus percaya terhadap keimanan akan dicapai kecuali manusia membawa kehidupan spiritual yang cocok bersama iman Kristus yang sesungguhnya.

Meskipun keduanya memiliki perbedaan tapi keduanya memiliki kesamaan yang mirip yaitu sama-sama merupakan wujud perlawanan atas dominasi Gereja Katolik terhadap waktu itu dan sama-sama diinspirasi oleh warisan intelektual Yunani dan Romawi yang memasang manusia sebagai makhluk terhormat dan mendapat dukungan oleh perkembangan perdagangan, kapitalisme, dan mertantilisme.

Penyebaran Kristen Protestan dan Katolik dikerjakan seiring datangnya orang-orang dari Eropa ke Indonesia. Penyebaran Agama Kristen di Indonesia berawal dari perkampungan-perkampungan yang ada di Indonesia.

Mulai dari perkampungan di daerah Sumatera Utara yang dirintis oleh biarawan Fransiskan dari Italia. Rintisan tersebut menyebabkan dampak perkembangan Agama Kristen di Indonesia. Perkembangan Agama Kristen di Indonesia berkembang pesat waktu datangnya Portugis ke Indonesia.

Akhir Kata

Demikian ulasan singkat yang membahas tentang pengaruh reformasi terhadap kehidupan gereja. Semoga dapat menambah wawasan kita terhadap pengaruh adanya reformasi gereja di dalam agama Kristen.

Akhir Kata


Tinggalkan komentar