Yang Ditinggalkan oleh Reformasi Gereja
Bersamakristus.org – Peninggalan reformasi gereja. Latar belakang reformasi gereja adalah karena ada ketidaksesuaian kehidupan gereja di masa itu yang berpusat di Eropa. Makanya Martin Luther menggaungkan reformasi.
Dampaknya adalah membuat Katolik terbagi ke dalam dua aliran yang kita kenal sekarang, yaitu Kristen Protestan dan yang kedua adalah Katolik. Keduanya sama-sama merupakan aliran yang banyak diyakini di masa kini.
Tidak hanya membuat Katolik Roma terbagi menjadi dua, namun juga masih ada peninggalan-peninggalan lainnya akibat hal tersebut. Tak heran karena reformasi gereja merupakan salah satu bagian dari peristiwa terpenting dalam sejarah.
Di sini kami akan menjelaskan kepada Anda apa saja peninggalan dari reformasi gereja. Anda bisa menyimak ulasan lengkapnya pada pembahasan di bawah ini dirangkum dari berbagai sumber.
Peninggalan Reformasi Gereja Kristen dan Katolik
Tanpa banyak basa basi lagi, langsung saja silahkan simak penjelasan tentang peninggalan-peninggalan reformasi gereja dalam agama Kristen Protestan dan Katolik yang harus diyakini umat percaya.
1. Agama Protestan
Bentuk peninggalan paling nyata dari reformasi gereja adalah adanya agama Protestan. Meski Luther keluar dari gereja Katolik dan membentuk jemaat baru yang dikenal sebagai Protestan, bukan berarti ajaran Protestan terpisah dari Katolik.
Justru, sebenarnya dengan dibentuknya Protestan saat ini adalah untuk mengembalikan ajaran dan kebijakan yang menyimpang ke ajaran yang benar.
2. Pandangan Terhadap Sakramen dalam Protestan
Luther percaya bahwa sakramen hanya menjadi alat yang bisa membantu keimanan, namun bukan alat untuk menerima rahmat. Dalam tradisi gereja Katolik yang dianggap bahwa sakramen bisa membawa keselamatan mengakibatkan adanya ritual yang cenderung pada penyembahan berhala.
Dalam pengajarannya terhadap jemaat yang dibentuknya, Luther memperbaharui pandangan jemaat bahwa rahmat hanya bisa diperoleh dari Allah.
3. Dokrin Orang Boleh Menafsirkan Alkitab
Luther berpendapat bahwa Alkitab bisa ditafsirkan tidak hanya oleh pemuka agama saja, melainkan juga oleh semua orang. Menurutnya Alkitab harus terbuka untuk siapa saja agar tidak ada monopoli kebenaran oleh pemuka agama. Dalam Protestan, saat ini semua orang bisa menafsirkan Alkitab, sedangkan dalam Katolik hanya boleh ahli agama saja.
4. Keselamatan Hanya Bergantung pada Iman
Luther merupakan mahasiswa jurusan hukum sebelum menjadi biarawan. Namun, karena dorongan untuk menemukan jati diri, dia meninggalkan studinya dan menjadi biara di Augustinian. Di sana dia memperoleh pencerahan tentang konsep keselamatan.
Setelah banyak mengkaji, Luther percaya bahwa keselamatan bukan karena perbuatan baik atau praktis keagamaan seperti sakramen. Melainkan berasal dari iman dan pemikirannya ini yang diyakini oleh umat Protestan.
5. Iman Diberikan Tuhan
Peninggalan reformasi gereja terakhir adalah Luther mendapat pengertian bahwa iman tidak bisa diperoleh karena perantara manusia, ritual-ritual seperti surat pengakuan dosa atau apapun yang bersifat fana, melainkan langsung dari Tuhan.
Selain itu juga melahirkan aliran-aliran baru, yaitu Lutherisme, Calvinisme, Anglicanisme, Quakerisme, Katholikisme. Meskipun aliran-aliran tersebut memiliki prinsip yang sama, tetapi tetap saja menimbulkan keretakan dalam agama Kristen. Sehingga mengakibatkan Eropa terbelah dalam hal keagamaan. Jerman Utara, Swedia, dan Norwegia menganut Lutherisme. Skotlandia, Belanda, Switzerland, dan Prancis menganut Calvinisme. Dan untuk negara lainnya di Eropa menganut Katolisisme atau Ortodoks.
Kemudian dengan adanya reformasi, di Eropa tumbuh demokratisasi politik serta kesadaran rakyat mengenai hak-hak politik dan kebebasan berpendapat. Dengan demikian rakyat berani menolak kekuasaan pemerintah yang otoriter dan melakukan kontrol terhadap pemerintah.
Akhir Kata
Sekian dulu pembahasan dari kami mengenai peninggalan reformasi gereja kristen. Semoga dapat menambah wawasan kita tentang apa saja yang ditinggalkan dari peristiwa reformasi gereja tersebut.
Baca: