Pengertian Reformasi Gereja

Arti Reformasi dan Revolusi Gereja

Bersamakristus.org – Pengertian reformasi gereja. Kita tahu bahwa di masa sekarang dua agama Kristen yang diakui, yakni Kristen Protestan dan Katolik. Perbedaan keduanya ada pada tatanan gereja dan kepercayaan.

Bila ada yang bertanya mengenai mengapa ada dua jenis agama Kristen, maka jawabannya karena dulu ada reformasi gereja. Reformasi ini menjadi proses sejarah sekelompok orang berpisah dari gereja Katolik dan meyatakan sebagai Kristen Protestan.

Di sini kami akan menjelaskan mengenai pengertian reformasi gereja dan perkembangannya. Termasuk arti dan sejarah reformasi gereja, tokoh penting dalam reformasi gereja, hingga permasalahan serta dampak yang muncul akibat reformasi gereja.

Pengertian Reformasi Gereja

Reformasi gereja adalah kelanjutan dari Renaissans, yang memiliki prinsip untuk menikmati hidup dan mengutamakan manusia dalam segala sesuatu. Reformasi ini memiliki pandangan bahwa makhluk yang jahat sehingga manusia butuh iman Kristen sesungguhnya.

Pada abad pertengahan, kehidupan sosial di Eropa didominasi gereja Katolik. Gereja memberi pengaruh setiap aspek kehidupan dan budaya masyarakat. Hal ini membuat gereja saat itu melupakan tugasnya. Mereka lebih mementingkan hal-hal untuk mendapatkan kekayaan dan kekuasaan yang lebih luas lagi.

Mereka lupa kepentingan jemaatnya dan pada saat itu gereja melakukan penarikan pajak dengan jumlah yang besar. Pajak ini membuat kekayaan yang melimpah untuk gereja. Sayangnya, pihak gereja malah sibuk untuk membangun gereja-gereja yang mewah di Vatikan serta berfoya-foya dengan kekayaan tersebut.

Hal ini membuat pihak bangsawan menjadi pihak yang mendukugn penuh reformasi gereja yang dilakukan. Selain itu mereka juga ingin melepaskan diri dari Katolik Roma serta membangun negara sendiri.

Arti dan Sejarah Reformasi Gereja

Sejarah reformasi gereja diawali oleh Martin Luther, ia adalah biarawan yang awalnya tak dikenal luas namun merupakan seorang teolog jenius. Ia mencetuskan tentang reformasi gereja pada abad 14. Saat itu banyak orang yang mulai bertanya tentang orotitas gereja internasional dan para pendetanya.

Ini dimulai dengan penolakan atas supremasi gereja terhadap para raja. Selanjutnya, muncul upaya untuk menghilangkan otoritas gereja di dunia politik. Mereka ingin gereja menjadi badan spiritual saja. Keinginan smeakin meningkat seiring terungkapnya penyimpangan gereja.

Gereja terbukti melakukan kolusi dan nepotisme, menjual surat pengampunan dosa, dan sebagainya. Ini yang mnejadikan reformasi gereja muncul dan berikut adalah beberapa hal yang perlu dipahami.

  • Martin Luther memulai gerakannya ketika ia mendapatkan pengertian yang baru tentang keselamatan. Melalui kehidupannya di biara, Luther percaya bahwa keselamatan hanya didasarkan oleh iman.
  • Keselamatan tidak bergantung oleh apa yang manusia lakukan, baik atau buruk, benar atau salah. Ia percaya bukan kegiatan sakramen, misa, atau kegiatan gereja lainnya yang membawa keselamatan.
  • Luther semakin tidak senang dengan praktik-praktik gereja saat itu sehingga, pada 31 Oktober 1517, ia menempelkan 95 tesis di depan pintu gereja Wittenberg, Saxonia. Tesis terssebut menentang adanya penjualan surat pengampunan dosa.
  • Penjualan itu dianggap korup dan tidak sesuai dengan ajaran Alkitab. Surat pengampunan dosa seharusnya sesuatu yang didapatkan dengan ikhlas bukan dengan paksaan dari pihak Gereja. Menurutnya, apa yang gereja lakukan saat itu sudah menodai ajaran Alkitab.

Kemudian Martin Luther keluar dari keanggotaan gereja dan membangun gereja serta berhenti menjadi paus. Tentu hal ini ditolak gereja, namun orang-orang Jerman mendukung Luther. Kemudian situasi panas terjadi antara Luther dan gereja.

Setelah ada mesin cetak, gagasan Luther semakin menyebar luas. Meningat ada banyak orang yang tertindas akan praktik gereja, semakn banyak juga yang mendukung gagasan Luther. Mayoritas pendukungnya adalah kaum bangsawan dan petani.

Jerman merupakan negara agraris, namun ketika itu para petani merasa tertindas oleh gereja. Melalui reformasi ini para petani memberontak namun Luther menolak pemberotanakn itu sehingga ia sendiri turun tangan untuk menyelesaikannya. Ajaran Luther kemudian turut menekankan bahwa pemerintahan negara pun memiliki peran dan tanggung jawabnya sheingga gereja tidak bisa melipakan mereka. Berikut beberapa konflik yang terjadi.

  • Konflik antara Luther dan Gereja selesai dengan perjanjian Ausburg yang dilakukan pada 1555 M. Perjanjian itu berisi bahwa setiap pangeran menentukan agama dari rakyaktnya.
  • Dengan perjanjian tersebut, Jerman Utara menjadi mayoritas protestan, sedangkan wilayah selatan serta Bavari tetap Katolik Roma. Tidak hanya mengenai keselamatan, Luther juga menentang adanya hukum bahwa rohaniwan tidak boleh menikah.
  • Menurutnya pernikahan bukanlah sebuah dosa. Selain itu, pada masa itu terungkap kasus hubungan paus dengan wanita. Kasus yang paling gempar adalah Alexander VI yang memiliki 8 anak dengan wanita simpanan. Hal ini membuat Luther semakin gencar dalam menyebarkan ajarannya. Ajaran ini biasa disebut dengan anti monastisisme.

Tokoh Penting Reformasi Gereja

Selain Ltuher, ada beberapa tokoh penting dalam reformasi ereja. Salah satunya adalah John Calvin yang merupakan teolog Praniss. Ia berperan menyebarkan reformasi di luar Jerman dan Skandinavia. Calin juga memiliki pandangan teologi yang lebih radikal, ia peracya akan adanya takdir bagi setiap manusia.

Nasib manusia nantinya telah ditentukan terlebih dahulu oleh Tuhan. Bagaimanapun ajaran Calvin sangat dipengaruhi oleh pandangan Luther. Sama seperti Luther, ia juga mengajarkan doktrin asketisme duniawi, anti sakramen suci dan monastisisme. Selain itu ada beberapa tokoh yang ikut dalam reformasi gereja dalam beberapa keterangan berikut.

  • Calvin juga memiliki murid yang ikut menjadi tokoh Reformasi. Murid tersebut bernama John Knox. Ia sendiri merupakan seorang imam Katolik dan juga notaris kepausan. Karena menjadi murid Calvin, pengaruh Calvin sangat besar untuknya. Baginya, kekristenan dan kemerdekaan nasional merupakan dua hal yang dapat berjalan beriringan.
  • Ada pula seorang humanis yaitu Erasmus Desiderius Roterodamus. Ia menulis sejumlah puisi dan karangan prosa yang berisi kritikan terhadap kekuasaan gereja. Ia menerbitkan perjanjian Baru dalam Bahasa Yunani. Hasil terbitannya ini yang digunakan oleh Luther untuk mendorong Reformasi Gereja.
  • Selain itu, ada Zwingli yang merupakan pemimpin Reformasi Gereja di Swiss. Ia mendapatkan dukungan dari pemerintah serta penduduk Zürich untuk membawa perubahan dalam kehidupan bermasyarakat serta bernegara.
  • Tokoh reformasi lainnya adalah John Wycliffe. Ia adalah dosen, filsuf, teolog, pengkhotbah, serta penerjemah. Ia merupakan orang yang mulai untuk menerjemahkan Alkitab dari bahasa Latin ke dalam bahasa Inggris. Doktrin Wycliffe didukung oleh pemerintah Inggris. Doktrinnya sering dipakai untuk meminta secara paksa para rohaniawan yang segan untuk membayar pajak. Pada saat itu, dengan cara ini, mereka dapat membiayai perang melawan Prancis.

Masalah yang Muncul Akibat Reformasi Gereja

Gerakan reformasi ini nyatanya memberikan dampak yang sangat besar sampai sekarang. Dampak yang paling terasa adalah aspek sosial dan politik di Eropa. Neaara nasional kecil muncul, mereka tak memiliki pusat kekuasaan seperti Kepausan Roma.

Kemudian demokrasi, kebebasan individu, dan hak politik bagi setiap individu juga ditekankan. Reformasi juga bertanggung jawab akan adanya perang saudara, penghancuran karya seni yang berhubungan dengan Katolisisme. Paling parah adalah peristiwa berdarah pada malam St. Bartholomeus.

Pemberontakan lainnya juga terjadi seperti pemberontakan untuk membayar pajak di Belanda, hingga para pemberontak dibantai. Kaum Protestan juga dianggap pengkhianat dan dilakukan teror, selain itu berikut berbagai dampak lainnya.

  • Reformasi menyebabkan adanya kelompok-kelompok kecil pada agama Kristen. Kita seringkali hanya mengetahui pengertian reformasi Gereja membentuk dua kelompok Kristen yaitu Protestan dan Katolik.
  • Lebih dari itu, terbentuk kelompok-kelompok Lutherisme, Calvinisme, Anglicanisme, Quakerisme, dan Katholikisme. Dari nama-nama kelompok tersebut, kita dapat melihat bahwa banyak orang mengelompokkan dirinya berdasarkan pelopor pemberi ajaran. Selanjutnya, setelah masa Reformasi pun, semakin banyak pula terbentuk kelompok pada agama Kristen yang sering kita sebut dengan denominasi.
  • Berdasarkan prinsip kepercayaan, memang tidak ada perbedaan yang berarti. Semuanya tetap bergantung pada Alkitab. Namun, hal ini membuat adanya perpecahan jemaat seperti Jerman Utara dan Jerman bagian selatan.
  • Dampak Reformasi Gereja yang kita rasakan saat ini adalah pemahaman yang kita miliki mengenai keselamatan. Kita menjadi semakin mengerti bahwa bukan tindakan kita, bukan prosesi yang menyelamatkan kita. Keselamatan datangnya hanya dari Allah.
  • Reformasi juga menimbulkan banyaknya terjemahan Alkitab ke berbagai bahasa sehingga setiap orang bisa membaca dan memahami Alkitab. Kita juga jadi bisa membedakan mana praktek-praktek gereja yang mulai menyimpang dan tidak sesuai dengan ajaran Alkitab.

Akhir Kata

Mungkin itu saja pembahasan mengenai pengertian arti reformasi gereja. Mudah-mudahan menjelaskan kepada Anda tentang pengertian, arti, dan definisi reformasi gereja.

Baca:


Tinggalkan komentar