Latar Belakang Reformasi Gereja

Asal Mula Modernisasi dalam Gereja

Bersamakristus.org – Latar belakang reformasi gereja. Reformasi gereja telah terjadi pada abad ke-16, dan hal tersebut menghasilkan denominasi gereja. Sebenarnya, mengapa hal tersebut terjadi? Apa latar belakang dan sejarahnya?

Denominasi gereja sendiri merupakan sebuah kelompok keagamaan yang bisa diidentifikasikan di bawah satu nama, struktur, dan atau doktrin. Ada banyak denominasi gereja setelah reformasi yang terjadi ratusan tahun lalu.

Pernahkah pula kita berpikir kenapa harus sebanyak ini adanya denominasi? Atau kenapa tidak hanya satu gereja saja di dunia? Kita pun tidak menjadi ribuet dibuatnya dalam memilih gereja agama Kristen Protestan atau Katolik.

Di kesempatan ini, kami ingin membahas ulasan tentang latar belakang reformasi gereja dan sejarahnya. Anda bisa langsung menyimak ulasannya di bawah berikut ini.

Latar Belakang Penyebab Reformasi Gereja

Pada abad ke-16 terjadi skisma-akbar yang mencabik kekristenan Khalsedonia menjadi bagian barat dan timur, yakni Katolisme di barat dan Orthodoksi di timur. Seiring berkalannya waktu, rituks timur atau Orthodoksi mengalami penyusutan.

Akibat penyusutan tersebut baik ritus barat (Katolisme) dan ritus timur (Orthodoksi) melebur menjaid satu dan dimanakna Katolik. Inilah sebagian penyebab dari kasus utama reformasi Gereja sebagai berikut.

  • Keterasingan dunia Kristen Latin dan Yunani yang berlangsung sekitar tahun 105. ini diawali dengan pertanyaan tentang otoritas Paus (Paus Leo IX) yang menyatakan bahwa ia memegang otoritas empat Patriarkia Oriental dan. Pertanyaan klausa filioic yang telah dimasukkan dalam Creed Nicea oleh Gereja Barat.
  • Ortodoks Timur menegaskan bahwa amortisasi Patriark Romawi tidak lagi dihormati dan bahwa ia memiliki otoritas hanya pada keuskupannya dan tidak memiliki wewenang untuk mengubah keputusan Dewan Ekumenis.
  • Adanya perbedaan praktik liturgi dan klaim yang diakui pengadilan gereja. Ritus Barat adalah sebuah gereja otonom, misalnya Gereja Maronite, Gereja Katolik Ukraina dan Gereja Katolik Siro Malabar.
  • Terjadi perbedaan dalam liturgi, tradisi, teologi, hukum kanon dan imam pada masing-masing gereja. Sementara ritual oriental mempertahankan tradisi liturgi, teologi, pengabdian dari berbagai gereja Kristen yang berorientasi yang memiliki hubungan dengan mereka.

Kemudian di tahun 431, terjadi Konsili Efesus yang membuahkan Asiria dari Timur. Konsili ini diselenggarakan di Efesus oleh Theodosius II yang dilatarbelakangi penolakan akibat ajaran Patriarki Nestorius yang dianggap sesat karena menitikberatkan hakikat manusiawi Yesus dengan mengecilkan hakikat keilahian-Nya.

Nestorius mengajarkan bahwa Maria, yakni bunda Yesus, melahirkan seorang manusia, yang disebut Yesus, bukan Allah. Konsili ini menunjukkan Yesus adalah satu pribadi, bukan dua “orang” yang terpisah: seutuhnya Allah dan seutuhnya manusia, punya tubuh dan jiwa yang rasional.

Konsili ini juga menunjukkan pernyataan iman Nicea pada tahun 381 telah lengkap dan melarang segala bentuk pergantian (penambahan maupun penghapusan) atasnya. Lalu pada th. 451 berjalan konsili Kalsedon yang melahirkan ortodoks oriental yakni gereja Kristen timur yang hanya mengakui tiga konsili ekumenis yakni konsili nicea pertama, konsili konstatinopel pertama, dan konsili efesus pertama.

Selanjutnya di Bithinia Asia Kecil, yakni bagian kota Istanul dari Selat Bosforus yang dikenal dengan Distrik Kadikoy ada Konsili Lalsedon. Konsili ini menampik doktrin monofisitisme dari kaum pengikut Eutikus, dan memastikan pernyataan imam khalsedon, yang menggambarkan kemanusiaan penuh dan keilahian penuh dari Yesus, teristimewa ke dua dari Tritunggal Kudus.

Sejarah Permasalahan Reformasi Gereja

Masalah reformasi ini memuncak pada abad ke-16, ketika terjadi pergerakan reformasi dalam kebangkitan Yesus yang menentang ajaran Katolik. Reformasi ini menghasilkan restorasionisme, anabaptisme, Calvinisme, Anglikanisme, dan Lutheranisme yang digolongkan bersama Protetanisme. Protetanisme ini merupakan mazhab yang muncul setelah protes Marthin Luther tahun 1517 bersama 95 dalilnya.

Pada saat itu Luther tidak setuju adanya praktek penyalahgunaan yang menjual indulgensi penuh oleh para pengkhotbah. Praktik tersebut dikatakan mengurangi hukuman atau siksa dosa sementara atas dosa yag dilakukan oleh para pembelinya atau orang yang mereka kasihi dalam api penyucian.

Luther memastikan bahwa pertobatan yang diberikan oleh Yesus atas pengampunan dosa-dosa bukan cuma merupakan pernyataan sakramentar dari luar tapi juga melibatkan pertobatan rohani dari di dalam batin. Luther beropini bahwa indulgensi cuma membawa dampak umat Kristen menyingkirkan dari pertobatan sejati dan dukacita sebab dosa. Hal ini kemungkinan membawa dampak mereka sanggup mengabaikannya dengan membeli indulgensi.

Hilangnya dorongan untuk kaum miskin menurut Luther juga menjadi akibat negatif adanya indulgensi. Dalam latar belakang Reformasi Gereja, orang Kristen kemungkinan besar bakal susah di dalam berikan yang didorong oleh belas kasihan karenan menganggapnya pentingnya indulgensi ini secara rohani. 95 tesis yang ditulis oleh Luther ini ditempelkannya di pintu-pintu rumah ibadah.

Luther juga mengirimkan 95 dalil ini beserta surat kepada Albertus terhadap tanggal 31 Oktober 1517. Tanggal inilah yang sekarang dianggap sebagai mula reformasi protestan agar tiap-tiap tahun dirayakan sebagai hari raya reformasi. Inilah lebih dari satu perbedaan-perbedaan asumsi yang membawa dampak masalah konflik sebagai berikut.

  • Selain Luther, John Calvin juga merupakan reformator gereja protestan. Hanya saja, pemikirannya lebih radikal dibandingkan Luther. Perbedaan pemikirannya bersama Luther adalah mengenai predestinasi.
  • Predestinasi adalah doktrin bahwa ada orang-orang yang udah Tuhan tetapkan berasal dari awal untuk meraih anugerah kekal dari-Nya, bersama kata lain takdir udah ditetapkan berasal dari awal oleh Tuhan.
  • Hal ini pun juga agak bertentangan bersama rencana anugerah. Segala sesuatunya adalah anugerah Allah, sehingga kecuali seluruhnya adalah anugerah, kenapa ada orang-orang yang udah Tuhan tetapkan berasal dari awal? Karena kecuali seperti ini dapat jadi tidak adil bagi orang yang tidak juga didalam tetapan Tuhan berasal dari awal.
  • Dan kecuali seluruhnya udah ditetapkan berasal dari awal, maka kita tak mesti ulang membagikan keselamatan lewat Kristus dikarenakan seluruhnya udah ditetapkan berasal dari awal (melalui doktrin predestinasi). Namun saat diselidiki lagi, predestinasi bukanlah disimpulkan seperti ini.

Meski ada orang yang sudah ditetapkan Allah di awal, namun penetapan ini bersifat dinamis, orang-orang yang sudah ditetapkan ini pun senantiasa membagikannya kepada yang lain, yang belum mendengar atau yang belum yakin Kristus supaya bumi penuh kemuliaan Tuhan pun amat tergenapi.

Adanya dosa warisan yaitu bahwa seluruh manusia udah jatuh ke di dalam dosa oleh dikarenakan dosa turunan berasal dari adam dan hawa, termasuk merupakan pengajaran yang diyakini Calvinisme dan Lutherant. Menurut mereka, seluruh orang udah berbuat dosa semenjak dilahirkan dan hanya dapat dipulihkan ulang kecuali datang kepada Allah bersama mempercayai-Nya sungguh-sungguh.

Perbedaan pendapat terkait bersama doktrin di kalangan reformatorlah yang jadi penyebabnya lahirnya reformasi gereja, terkhususnya di di dalam doktrin keselamatan dan doktrin Allah, meliputi tentang : rusaknya manusia ke di dalam dosa, penebusan Kristus hanya terbatas bagi umat pilihan (Konsep predestinasi yang udah dijelaskan sebelumnya), pemilihan Allah yang tanpa syarat kepada manusia (Konsep anugerah), anugerah yang diberikan oleh yang Roh Kudus yang tidak dapat ditolak, dan ketekunan atau ketaatan orang kudus hingga hingga kepada akhirnya.

Pelaksanaan Doktrin dalam Pembaharuan Gereja

Benar-benar baik sebetulnya saat tetap menerus mengevaluasi diri terhadap doktrin. Doktrin adalah suatu kebenaran penting yang tidak sanggup diganggu gugat (karena bersumber dari Alkitab). Namun kerap sekali doktrin demi doktrin yang ada, saat dibaca/dihayati/diselidiki, ternyata tidak sedikit pemikiran kreatif pun keluar dari kaum reformator supaya menghasilkan pendapat-pendapat yang berbeda.

Respon yang berlainan berkenaan bersama doktrin inilah yang umumnya latar belakang reformasi Gereja jadi penyebab utama terjadinya reformasi gereja. Sekalipun ada terhitung yang disebabkan oleh gara-gara penyalahgunaan teologi, politik, hak asasi manusia seperti yang dilakukan oleh gereja Roma.

Luther, Calvin, Zwingli yang juga di dalam murid Kristus bagi para reformator sebenarnya punya banyak perbedaan di di dalam teologinya. Tetapi mereka tetap terus-menerus di dalam penekanan–penekanan spesifik layaknya : Alkitab yang memegang otoritas tertinggi yang melampaui seluruh kebiasaan gereja, pengajaran berkenaan orang-orang berdoa yang diselamatkan oleh dikarenakan anugerah semata lewat iman kepada Yesus, bukan oleh dikarenakan tingkah laku baik, pengajaran berkenaan seluruh manusia yang telah jatuh ke di dalam dosa, dan pengajaran berkenaan bahwa hanya Yesuslah hanya satu jalan keselamatan dan hidup dan tidak ada yang lain dikarenakan hanya Ia yang telah perlihatkan bakal ke-Allahan-Nya dan kemanusiaan-Nya dengan porsei 100% dan telah membuktikannya di kalvari, lewat kematian dan kebangkitan-Nya.

Akhir Kata

Mungkin itu saja sekian pembahasan dari latar belakang reformasi gereja kristen. Semoga informasi ini bisa menambah wawasan kita untuk mengetahui lebih lanjut tentang reformasi pada gereja yang terjadi di abad ke-16.

Baca:


Tinggalkan komentar