Arti Perjamuan Kudus dalam Agama Kristen
Bersamakristus.org – Makna perjamuan kudus bagi umat protestan. Salah satu sakramen yang ada dalam Kristen Protestan adalah perjamuan kudus. Sakramen ini sakral dan memiliki makna yang sama seperti ekaristi dalam agama Katolik.
Tidak semua orang bisa merayakannya dan hanya mereka yang sudah dewasa dan dibaptis saja yang bisa menjalankannya. Biasanya kedewasaan juga ditandai dengan sakramen baptis dewasa. Bila orang telah dibaptis tandanya dia percaya dan menerima Kristus dalam kehidupannya.
Bila sakramen ekaristi dalam Katolik maka umat Kristen Protestan melaksanakannya pada hari-hari tertentu saja. Dalam perjamuan kudus kita akan menerima roti dan anggur, yakni roti dan anggur disebut menjadi tubuh dan darah Yesus.
Tentu saja ada banyak makna dalam sakramen perjamuan kudus. Nah pada kesempatan ini kami akan menjelaskan kepada Anda mengenai makna, arti, dan definisi sakramen tersebut bagi umat Kristen Protestan.
Makna Perjamuan Kudus bagi Umat Kristen Protestan
Tanpa banyak basa basi lagi, langsung saja silahkan simak ulasan lengkap tentang makna dan definisi sakramen perjamuan kudus di bawah berikut ini.
1. Mengingat Yesus
Perjamuan Kudus merupakan perintah langsung dari Yesus kepada murid-Nya saat perjamuan terakhir-Nya. Ia meminta supaya roti dan anggut menjadi peringatan akan Dia. Mungkin tanpa sakramen ini kita juga akan tetap mengingat Tuhan Yesus.
Namun kadang aktivitas duniawi seakan mendominasi pikiran sehingga kita sulit merasakan pengorbanan Yesus yang menyelamatkan dan membebaskan kita dari maut. Bahkan, mungkin kita malah menjadi acuh tak acuh terhadap peristiwa ini sehingga kita harus mengikuti perjamuan kudus agar bisa kembali menyegarkan ingatan kita akan Dia.
Paulus dalam Pada 1 Korintus 11:27 juga mengatakan siapa yang makan roti dan anggut dengan cara yang salah akan berdosa terhadap tubuh Tuhan. Ada beberapa kemungkinan mengenai apa yang dimaksud dengan cara yang salah ini. Bisa jadi karena kita merayakan perjamuan kudus hanya untuk formalitas dan tidak memaknai dengan sungguh-sungguh.
Sikap ini menunjukkan bahwa kita tidak siap memahami mahalnya harga yang dibayar Tuhan untuk menebus dosa kita. Mungkin kita banyak memiliki dosa yang belum dibereskan, misalnya belum minta maaf karena kesalahan pada orang lain atau kita masih punya kebencian dalam hati. Sehingga sebelum melakukan perjamuan kudus marilah kita selesaikan masalah hati agar layak menerima perjamuan-Nya.
2. Menyatukan Pribadi dengan Kristus
Yohanes 5:56-57 menjelaskan bahwa siapa saja yang makan tubuh-Nya dan minum darah-Nya maka dia akan tinggal di dalam Yesus begitu pula sebaliknya. Dengan mengikuti perjamuan kudus maka kita otomatis akan menikmati perjamuan roti dan anggur. Namun roti dan anggur bukanlah makanan biasa.
Roti dan anggur memiliki kuasa, namun bisa atau tidaknya kuasa itu bekerja tergantung pada iman kita apa kita percaya atau tidak roti dan anggut merupakna tubuh dan darah-Nya.
Bila kita telah tinggal di dalam Yesus maka kita akan bertumbuh di dalam-Nya karena Dia adalah pokok anggur dan kita adalah ranting-rantingnya. Kita akan berbuah banyak dan buah-buah ini akan menyatakan Kristus melalui diri kita.
3. Mengingat Pengalaman Keselamatan
Tuhan Yesus telah berkorban untuk kita sehingga kita terbebas dari maut. Bagi siapa sajayang percaya penebusan-Nya, dia adalah orang yang merdeka. Yesus sudah menunjukkan cinta-Nya dengan mengorbankan diri-Nya, lalu apalagi yang perlu kita cari? Apakah tidak cukup dengan kasih yang sedemikian besar?
Jadi, jangan pernah kita merasakan sepi dan tidak dicintai. Kadang, karena manusia merasa tidak dikasihi ia berusaha mencari kebahagiaan dan kekosongan hatinya dengan cara yang salah. Namun Tuhan Yesus telah memerdekakan kta sehingga hiduplah kita di dalam-Nya.
Kita harus melakukan hal-hal positif dan terus berusaha meraih apa yang Dia berikan kepada kita. Jadikan Tuhan sebagai alasan dan dasar melakukan segala perkara. Kita harus menunjukkan rasa terima kasih kita melalui pelayanan. Cintai sesama seperti Tuhan Yesus mencintai kita semua.
4. Mengingatkan Mereka yang Belum Percaya
Kewajiban kita sebagai orang percaya adalah kita diutus untuk menjadi garam dan terang dunia. Jika kita hanya bergaul dengan kumpulan orang percaya maka terang kita tidak akan kelihatan. Contohnya kalau lampu motor dinyalakan di siang hari, apakah menyala? Lalu ketika lilin dinyalakan di malam hari, apakah redup?
Perumpamaan ini bisa menggambarkan kita bahwa kita tidak akan menjadi terang jika berada di lingkungan yang sudah terang. Sehingga sebagai orang Kristen kita dianjurkan untuk bergaul dengan orang lain serta menerangi mereka dengan terang Kristus.
Tapi bukan berarti kita seenaknya emnghakimi, justru kita akan membuat seakan memaksa mereka mengubah keyakiinan. Isi kepala orang beda-beda dan ditanamkan dengan kebenaran masing-masing. Kita tidak perlu banyak bicara untuk memberitakan tentang Kristus, melainkan harus menunjukkannya dengan perbuatan.
5. Mengingatkan Pentingnya Persekutuan
Dengan perjamuan kudus kita didorong untuk lebih dekat satu sama lain sehingga bisa bersatu dalam tubuh Kristus. Inilah alasan perjamuan kudus dilakukan dengan jemaat. Begitu pula Yesus yang melakukannya bersama dengan para murid-Nya.
Perjamuan kudus tidak bisa dilakukan sendiri karena kalau kita melakukannya sendiri akan memiliki makna yang berbeda. Mengapa persekutuan ini penting? Ada beberapa alasan yang mendasarinya.
Bisa Lebih Mengenal Keselamatan Allah
Persekutuan adalah kumpulan orang yang percaya bahwa mereka boleh hidup karena anugerah Allah, yakni keselamatan, mereka juga sadar bahwa tidak seorangpun yang tidak berdosa.
Dengan seringnya kita mengikuti persekutuan, kita akan lebih memahami hal tersebut dan lebih terbuka terhadap diri sendiri. Kemudian seiring dengan pemahaman itu kita bisa menjadi lebih mampu menghargai hidup kita dan meresapi perjamuan yang memiliki makna besar, yaitu mengingatkan akan keselamatan.
Belajar Saling Menerima
Setiap orang memiliki pribadi masing-masing dan kadang mungkin ada kepribadian yang tidak cocok dengan pribadi kita. Persekutuan bisa mengajarkan kita bahwa kita harus belajar saling menerima karena setiap orang memiliki perbedaan masing-masing.
Kita tidak bisa mengubah orang lain dan menuntut mereka seperti apa yang kita mau, namun kita bisa mengubah diri kita untuk lebih memahami orang lain. Gesekan dalam persekutuan gereja pasti selalu ada, namun bila kita menjadikan Kristus sebagai tujaun bersekutu dan me jadikan kasih sebagai dasar perbuatan kita, maka persekutuan pasti akan bertumbuh.
Tempat Bertumbuh
Bila bergaul dengan orang percaya maka semakin hari keyakinan dan iman kita semakin kuta. Maka dari itu kita bisa saling berbagi kisah hidup, mujizat Tuhan Yesus, kebaikan Allah, dan karya-Nya dalam hidup kita.
6. Wujud Pengharapan Kedatangan Tuhan
Peristiwa kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus menyatakan bahwa Dia telah mengalahkan maut. Tuhan Yesus telah mati namun bangkit kembali dan memberikan kita pengharapan bahwa suatu saat kita akan dibangkitkan dari kematian dan bisa mendapat kemuliaan.
Mungkin saat ini kita memiliki beban berat dan pergumulan hidup, namun Yesus berjanji akan datang untuk kedua kalinya dan menjemput kita. Maka dari itu kita harus hidup dengan berpengharapan kepada-Nya. Percayalah bahwa kesulitan berlalu dan sesuatu yagn indah akan datang pada waktunya.
Akhir Kata
Sekian dulu pembahasan dari kami mengenai makna perjamuan kudus bagi umat kristen protestan. Mari kita maknai perjamuan kudus menurut Kristen Protestan sebagai mana mestinya, sehingga kita terus bertumbuh dalam rohani.
Baca: