Renungan Kristen Tentang Pasangan Hidup

Renungan Kristen Mengetahui Pasangan Hidup dari Tuhan

Bersamakristus.org – Renungan harian rohani Kristen tentang pasangan hidup. Setiap orang tentu memiliki jodohnya masing-masing. Hal ini telah dijanjikan oleh Tuhan Yesus Kristus dan banyak diterangkan melalui ayat-ayat emas Alkitab. Jadi, jangan pernah khawatir bila Anda saat ini masih menyendiri.

Anda hanya harus terus berjuang dengan cara mencarinya di berbagai kemungkinan yang ada. Misalnya teman dekat, orang yang sudah lama dikenal, atau sebagainya. Selain itu kita juga harus memanjatkan doa minta jodoh kristen kepada Tuhan Yesus Kristus.

Namun masih ada saja beberapa orang yang beranggapan bahwa jika tidak kunjung bertemu dengan jodoh, kita mengatakan Tuhan tidak sayang kita, Tuhan benci kita. Bahkan ada yang dengan lantang menyebut Tuhan tak menyiapkan jodoh untuk kita.

Hal tersebut adalah persepsi yang salah, sebab sudah banyak dikatakan melalui Alkitab bahwa Tuhan telah memasangkan setiap orang dengan lawan jenisnya masing-masing. Setiap orang memiliki belahan jiwa, hanya saja Tuhan menunggu waktu yang tepat untuk mempertemukan kalian berdoa.

Nah pada kesempatan ini kami ingin membagikan beberapa kumpulan renungan harian rohani Kristen tentang pasangan hidup. Mudah-mudahan dengan adanya renungan ini persepsi negatif kita soal jodoh dapat berubah sehingga kita akan termotivasi untuk kembali berjuang mencari cinta dengan mendandalkan Tuhan Yesus.

Renungan Rohani Kisten Tentang Mencari Pasangan Hidup

Langsung saja, silahkan simak dan renungi beberapa renungan harian rohani Kristen tentang mencari dan menemukan pasangan hidup yang setia pemberian Tuhan. Renungan-renungan penuh motivasi dan menyejukkan hati ini dapat dibaca pada saat teduh atau kapan saja.

1. Tuhanlah yang Membuat Berhasil

“…engkau harus pergi ke negeriku dan kepada sanak saudaraku untuk mengambil seorang isteri bagi Ishak, anakku.” Kejadian 24:4.

Eliezer adalah pelayan senior Abraham yang dapat dikatakan sangat senior dan begitu setia sehingga ia dipercaya oleh tuannya untuk mengatur segala hal di rumah. Bahkan dia dipercaya untuk mengurus tugas yang amat penting, yaitu mencarikan jodoh untuk anaknya, yaitu Ishak.

Di satu sisi apa yang Abraham tugaskan menjadi penghargaan tersendiri bagi Eliezer, namun di sisi lain perintah ini menuntut tanggung jawab yang begitu besar. Sebab jika salah menentukannya, maka kehidupan Ishak akan bernasib fatal. Printah ini adalah penentu masa depan Ishak.

Setelah memutuskan menerima perintah ini, Eliezer pun pergi ke Aram-Mesopotamia dengan membawa berbagai barang berharga. Sesampainya di sana, Eliezer merasa lelah sehingga ia memutuskan untuk berhenti di sebuah sumur di luar kota. Di situlah dia melihat ada beberapa perempuan yang datang untuk menimba air. Eliezer kemudian berdoa kepada Tuhan meminta petunjuk.

“…buatlah kiranya tercapai tujuanku pada hari ini, tunjukkanlah kasih setia-Mu kepada tuanku Abraham. Di sini aku berdiri di dekat mata air, dan anak-anak perempuan penduduk kota ini datang keluar untuk menimba air. Kiranya terjadilah begini: anak gadis, kepada siapa aku berkata: Tolong miringkan buyungmu itu, supaya aku minum, dan yang menjawab: Minumlah, dan unta-untamu juga akan kuberi minum–dialah kiranya yang Kautentukan bagi hamba-Mu, Ishak; maka dengan begitu akan kuketahui, bahwa Engkau telah menunjukkan kasih setia-Mu kepada tuanku itu.” (Kejadian 24:12-14).

Tuhan pun langsung menjawab doa Eliezer dan menunjukkan satu tanda bahwa Ribka adalah orang yang akan menjadi penolong bagi Ishak.

Akhirnya, Eliezer berhasil menjalankan tugas yang diamanatkan oleh tuannya karena terlebih dahulu meminta ketunjuk dari Tuhan. Dengan kata lain, Eliezer telah melibatkan Tuhan dan mengandalkan Dia sebelum memutuskakn sesuatu. Sekalipun doa Eliezer sederhana, namun bermuatan iman.

Doa inilah yang pada akhirnya mendatangkan kuasa, yang sanggup menggerakkan hati Tuhan untuk bertindak. Jika kita selalu mengandalkan Tuhan, apa yanag kita kerjakan tentu akan berhasil.

2. Jangan Salah Memilih Pasangan

“tetapi mengingat bahaya percabulan, baiklah setiap laki-laki mempunyai isterinya sendiri dan setiap perempuan mempunyai suaminya sendiri.” 1 Korintus 7:2.

Alkitab dengan jelas meyatakan bahwa untuk menghindarkan diri dari bahaya atas lawan jenis, maka perempuan dan laki-laki haruslah menikah. Jadi, pernikahan itu Alkitabiah dan melibatkan dua pihak yaitu pihak laki-laki dan perempuan. Bukan antara laki-laki dengan laki-laki atau perempuan dengan perempuan (sejenis).

Dalam memilih pasangan kita tak boleh sembarangan melakukannya. Maka dari itu pikirkanlah terlebih dahulu dan rencanakan dengan baik. Sebab pernikahan Kristiani adalah satu kali dalam seumur hidup. Salah memilih pasangan membuat kehidupan rumah tangga Anda tidak harmonis.

“Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?” (2 Korintus 6:14).

Pasangan seiman merupakan harga mutlak yang tak bisa dikompromikan. Bila berbicara dari sudut pandang laki-laki atau kita sebut calon-calon suami, di dalam memilih calon istri hendaknya kita jangan didasarkan atas dorongan lahiriah semata, sebab apa yang tampak secara kasat mata bisa menipu dan bukanlah ukuran.

“Kemolekan adalah bohong dan kecantikan adalah sia-sia, tetapi isteri yang takut akan TUHAN dipuji-puji.” (Amsal 31:30).

Hal ini penting diperhatikan, mengingat laki-laki adalah kepala keluarga dan bertanggung jawab penuh atas rumah tangganya. Kriteria utama dalam memilih pasangan adalah harus orang yang takut akan Tuhan.

“Ia bangun kalau masih malam, lalu menyediakan makanan untuk seisi rumahnya, dan membagi-bagikan tugas kepada pelayan-pelayannya perempuan. Tangannya ditaruhnya pada jentera, jari-jarinya memegang pemintal. Ia mengawasi segala perbuatan rumah tangganya, makanan kemalasan tidak dimakannya.” (Amsal 31:15, 19, 27).

Kecakapan seorang istri menurut pandangan firman Tuhan itu berfokus pada kerajinannya dalam mengurus rumah tangga alias tidak bermalas-malasan. Bukan hanya mengandalkan paras wajah cantik atau lekuk tubuh moleknya saja.

Akhir Kata

Cukup sekian penjelasan mengenai renungan rohani kristen tentang pasangan hidup. Mudah-mudahan bagi yang belum bertemu dengan pasangannya dapat segera dipertemukan, dan mudah-mudahan bagi yang sudah bertemu dengan jodoh dilanggengkan sampai hari tua. Amin.

Baca:


Tinggalkan komentar