Pandangan Kremasi dalam Agama Katolik
Bersamakristus.org – Kremasi menurut Katolik. Kremasi merupakan pengabuan kepada jenazah, yaitu praktik penghilangan jenazah manusia yang sudha meninggal dunia dengan cara membakarnya.
Biasanya hal tersebut dilakukan di sebuah krematorium/pancaka atau biasa juga di pemakaman Bali yang dikenal dengan setra atau pasetran. Istilah kremasi juga dikenal dalam agama Katolik.
Pengertiannya sama, yaitu upaya pengabuan jenazah. Tapi bagaimana sih pandangan agama Katolik mengenai kremasi? Tentu untuk mengetahuinya kita harus melihat kembali apa yang dituturkan dalam Alkitab.
Untuk menjelaskannya kepada Anda, di bawah ini kami memiliki beberapa pandangan dan ajaran kremasi menurut agama Katolik. Berikut ulasan dan panduan lengkapnya bisa dilihat di bawah ini.
Pandangan Kremasi Menurut Katolik
Berhala menjadi hal yang dipercaya atau dijaga melebihi keberadaan Tuha, bahkan tidka menggambarkan karakter Kristus. Jika Tuhan bisa dinomorduakan dalam perkara ini, maka haruslah orang percaya berdoa dan meminta ampun kepada Tuhan.
Di zaman yang semakin cangguh ini, pengabuan atau kremasi tiadk hanya bisa dilakukan dengan membakar tubuh jenazah saja. Melainkan juga bisa dilakukan dengan aliran listrik yang tinggi sampai tubuh menjadi hangus dan menjadi abu.
Aktivitas ini ternyata sudah ada sejak zaman dahulu seperti yang dilakukan Bangsa Yunani Kuno dan Romawi. Lalu, bagaimana pandangan dan ajaran Kremasi menurut Kristen?
1. Kebangkitan Tubuh Orang Meninggal
Pandangan kremasi menurut Katolik yaitu bagaimana tubuh akan tetap dibangkitkan ketika Tuhan datang yang kedua kalinya di dunia ini. Ada beberapa budaya yang sudah diwariskan dan dipelihara turun temurun, salah satunya kremasi.
Dalam budaya ini juga ada aturan yang harus diikuti, namun seiring berkembangnya zaman tata cara kremasi ini juga berkembang akibat tujuan yang bisa diberikan dari tindakan tersebut. Salah stunya seperti lebih higienis pada jenazah yang memiliki penyakit menular atau ebih praktis pada tubuh korban akibat kecelakaan.
Tapi bagi beberapa orang, juga lebih memilih menguburkan tubuh orang yang sudah meninggal dengan beberapa alasan di baliknya. Contohnya bagaimana mungkin tubuh akan dibangkitkan kembali apabila tubuh aslinya yang sudah mati tidak berbentuk.
Sebagai orang percaya, ktia harus menggunakan firman Tuhan sebagai petunjuk dan acuan tindakan yang mungkin seharusnya kita lakukan.
“Yang ditaburkan adalah tubuh alamiah, yang dibangkirkan adalah tubuh rohaniah. Jika ada tubuh almiah maka ada pula tubuh rohaniah. Seperti ada tertulis: ‘Manusia pertama. Adam menjadi mahluk yang hidup’, tetapi Adam yang akhir menjadi roh yang menghidupkan”
1 Korintus 15:44-45
Hal ini merupakan janji Tuhan bagi orang percaya. Tubuh manusia yang saat ini dimiliki bukan tubuh yang berkenan di hadapan Tuhan karena sudah jatuh ke dalam dosa. Dosa itulah yang membuat tubuh menjadi fana dan terlihat cacat.
Pada saat kebangkitan Tuhan, tidak lagi akan menggunakan tubuh manusia yang penuh dosa, melainkan tubuh rohaniahlah yang akan dibangkitkan-Nya. Daging yang dimiliki oleh manusia hidup atau yang sudah mati bias terkikis dan terluka oleh hal lainnya, namun tubuh rohania menjadi tubuh yang berasal dari Tuhan san bisa memancarkan Tuhan itu sendiri.
2. Menghormati Tubuh Meninggal
Kremasi menurut Katolik selanjutnya yaitu angogta keluarga yang melakukan kremasi atau pengabuna harus tetap menghormati tbuh atau abu tersebut sebagai keberadaan orang yang sudah tiada. Pada manusia hidup, orang itu sejak semula sudha memiliki bentuk dan rupa sebagai manusia.
Sehingga pada saat meninggal dunia ada baiknya tubuhnya sebagai manusia juga tetap sama. Perkara ini dalam pandangan masyarakat terentu menimbulkan pro dan kontra.
Apabila keluarga memutuskan melakukan kremasi, setelahnya maka akan melupakan keberadaan abunya. Hal ii juga bisa dianggap sebagai tindakan yang salah karena tidak menghormatinya.
Apabila berbeda jika tindakan kremasi adalah keputusan terbaik yang bisa diberikan pada tubuh yang sudah meninggal tersebut dengan tujuan-tujuan tertentu, misalnya seperti keinginan dari orang tersebut.
3. Peraturan Baru untuk Tidak Kremasi
Vatikan merupakan negara terdapat umat Katolik sehingga peraturan yang diberlakukan di Vatikan juga bisa mempengaruhi umat Katolik di seluruh dunia. Vatikan diketahui mengeluarkan atura umat Katolik dilarang mentimpan abu dari sisa pembakaran tubuh jenazah atau abu kremasi.
Selain itu juga ada larangan untuk menaburkan abu di tempat tertentu, membagi-bagikan abu kepada anggota keluarga atau mengubahnya menjadi cendertamata. Alasan larangan ini yaitu ada baiknya jika menaruh abu pembakaran itu ke tempat layak atau suci, seperti kuburan sesuai petunjuk gereja Katolik.
Jika kita meneliti perkara ini, abu yang ditaruh di rumah, ditaburkan, atau dijadikan cenderamata bisa dimanfaatkan orang jahat untuk berbuat dosa. Contohnya seperti menjadikan abu itu sebagai objek berhala.
Karena mengingat atau menghormati yang sudah meninggal memang hal wajar, tapi apabla hal itu dilakukan di luar dari batas tentunya akan mengundang perbuatan dosa. Padahal kita diminta untuk menjauhi dosa termasuk penyembahan berhala.
Akhir Kata
Mungkin itulah penjelasan tentang kremasi menurut agama katolik. Semoga bisa menjelaskan kepada Anda apa saja pandangan dan ajaran mengenai pembakaran jenazah dalam agama Katolik.
Baca: