Poligami Menurut Alkitab

Poligami dalam Pandangan Alkitab

Bersamakristus.org – Poligami menurut alkitab. Di dalam kehidupan masa kini kita sudah tidak asing lagi dengan poligami atau istilah untuk pria yang beristri dua dalam agama Kristen. Kita sering melihatnya di sekitar.

Sebenarnya dalam Alkitab pun poligami sudah tertulis sejarahnya, terutama di Perjanjian Lama. Misalnya saja seorang yang kita kenal dengan julukan ‘Bapa orang percaya’, ia memperistri Sara, Hagar, dan Ketura.

Lalu ada pula orang yang kita kenal dengan sebutan ‘Israel’, memperistri Zilpa, Rahel, Bilha, dan Lea. Dan masih banyak contoh lainnya dari kasus memiliki istri dua dalam agama Kristen Protestan dan Katolik.

Pertanyaannya, sebenarnya poligami menurut Alkitab itu boleh atau dilarang? Bagi yang belum pahal, alangkah baiknya kita menyimak pembahasan di bawah berikut ini mengenai larangan dan hukumannya.

Kasus dan Larangan Poligami Menurut Alkitab

Dalam Perjanjian Lama dikatakan Allah tidak menyetujui poligami, ini sama saja kita melakukan perbuatan dosa berbohong. Hal itu terjadi. Kita terlampau melakukannya. Tetapi apakah Allah setuju kita berbohong? Tentulah Allah terlampau berduka atas apa yang kita Mengerjakan tersebut.

Tapi kita juga melihat Allah seolah-olah menyetujui Daud menambah istri dalam 2 Samuel 12:8. Pada saat itu, ia memperistri Uria. Lalu apakah sebenarnya yang dikatakan Alkitab tentang poligami? Boleh atau tidak? Untuk ini kita harus melihat juga dalam Perjanjian Baru.

Tidak tersedia satupun ayat di alkitab yang secara gamblang menyatakan bahwa perihal ini dilarang maupun disetujui. Namun yang paham Allah tidak pernah sekali-kali memerintahkannya. Untuk itu, biarlah hikmat yang dari Allah dan pekerjaan Roh Kudus yang menambahkan pencerahan kepada kita.

Sebelum lebih dalam ulang kita membahas tentang poligami, terutama dahulu kita harus menyepahamkan obyek pernikahan dikarenakan bersama dengan obyek pernikahan yang alkitabiah tentulah mendukung kita untuk tidak berpoligami. Kisah penciptaan adam dan hawa bisa menjadi dasar bahwa Allah terhadap mulanya sebenarnya berencana adanya monogami, bukan poligami. Di mana cuma tersedia satu suami (Adam) dan satu isteri (Hawa).

Tulang dari tulangku, daging dari dagingku, itulah sebutan manusia pertama (Adam) kepada perempuan yang Allah ciptakan dari tulang rusuknya dan keduanya menjadi satu daging.

(Kejadian 2:23-24)

Dan perintah pertama yang Tuhan memberikan kepada mereka bisa kita menyaksikan dalam kejadian 1:28 dan perintah ini diberikan sebelum akan mereka jatuh ke dalam dosa. Inilah yang menjadi obyek pernikahan kalau dicermati dari Perjanjian Lama.

Penderitaan bagi Pelaku Poligami

Jangan heran bila pada Perjnajian Lama ada pelaku poligami dengan tujuan meraih banyak keturunan. Lalu perintah seterusnya bisa Anda baca dalam Matius 28:19-20, ayat yang menjelaskan tentang pernikahan di Perjanjian Baru.

Dalam ayat tersebut dijelaskan manusia tidak hanya bisa memiliki anak jasmani hasil dari hubungan suami-istri, melainkan juga anak rohani yang didapat dari mendidik anak untuk mengenal Yesus. Kita menyadari bahwa perintah ini diberikan sesudah manusia jatuh ke didalam dosa, lebih tepatnya sesudah Kristus telah menggenapi karya penebusan di Kalvari.

Kedua hal inilah yang jadi obyek pernikahan dan sebabkan kita pasti berpikir panjang untuk melakukan poligami (karena lihat obyek pernikahan tidak hanya perihal sebabkan banyak keturunan secara jasmani, namun terhitung keturunan secara rohani dan keturunan secara rohani amat dapat kita dapatkan tanpa menikah ataupun tanpa menikah secara majemuk).

Harapannya penjelasan ini dapat menyadarkan kita dapat makna pernikahan yang memang dan mendukung kita untuk mengambil alih keputusan pacaran sekali dan menikah sekali. Inilah beberapa penderitaan yang dialami di dalam umat Kristen dan hukuman yang dapat diterimanya sebagai berikut.

  • Jika kita sebagai seorang yang telah yakin dambakan menggenapi ke dua obyek pernikahan ini, maka pernikahan yang kita melakukan haruslah dilakukan bersama pertimbangan yang matang yakni menikahlah bersama seorang yang telah yakin Kristus.
  • Seorang yang sama-sama telah mengenal Kristus maka dapat semakin berlatih mengembangkan kasih Kristus di didalam pertalian rumah tangga mereka.
  • Kasih agave yang kita kenal hanya di didalam dan lewat Allah inilah yang jadi dasar rumah tangga dan menjadikan pernikahan yang kokoh, yang didalamnya tak tersedia pertengakaran yang membuat perceraian, perceraian yang bisa saja membuat pernikahan lagi, atau pertengkaran yang mendorong melacak kembali pasangan baru (poligami).
  • Karena kecuali dicermati perihal inilah yang sering berjalan yang jadi penyebab pernikahan majemuk samasekali tersedia penyebab-penyebab yang lain.

Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia (Matius 19:6)

Tidak boleh diceraikan manusia artinya apapun tidaklah sanggup kita jadikan sebagai alasan untuk menikah kembali maupun bercerai, entah itu perbedaan karakter, langkah pandang, kepentingan, karena seluruhnya udah dipersatukan oleh Allah.

Itulah sebabnya pernikahan kembali hanya sanggup kita lakukan jikalau pasangan kita sudah meninggal karena hanya kematian yang sanggup menengahi dan semua orang pada selanjutnya dapat mengalami kematian karena upah dari dosa, bukan?

Janganlah kamu berhutang apa-apa kepada siapa pun juga, tetapi hendaklah kamu saling mengasihi. Sebab barangsiapa mengasihi sesamanya manusia, ia sudah memenuhi hukum taurat.

(Roma 13:8)

Akhir Kata

Mungkin itu saja sekian pembahasan dari poligami menurut pandangan alkitab. Mudah-mudahan penjelasan rohani ini bisa kita mengerti sehingga dapat meghindari poligami atau memperistri dua wanita.

Baca:


Tinggalkan komentar