Pondasi Mendasar Perkawinan dalam Kristen
Bersamakristus.org – Prinsip dasar pernikahan Kristen. Dalam agama Kristen pernikahan atau perkawinan merupakan salah satu tujuan hidup banyak orang baik laki-laki dan perempuan.
Sebelumnya kami juga telah mengulas mengenai tujuan pernikahan Kristen. Selain untuk membangun kehidupan rumah tangga yang harmonis juga agar dapat menjadi semakin dewasa secara rohani dan dekat dengan Tuhan.
Namun pernikahan dan perkawinan juga memiliki prinsip dasar yang melatarbelakanginya. Sehingga, membuat banyak orang menjadi berkeinginan untuk melakukan pernikahan.
Dan pada kesempatan ini kami ingin mengulas tentang prinsip pernikahan dalam agama Kristen. Anda bisa langsung menyimak ulasan lengkapnya pada pembahasan di bawah berikut ini.
Semoga dengan adanya artikel ini kita bisa mengetahui prinsip dasar pernikahan dalam agama Kristen. Sehingga kita tidak hanya menjalankan pernikahan sebagai perwujudan kebahagiaan saja.
Prinsip Dasar Pernikahan dalam Agama Kristen
Tanpa banyak basa basi lagi, langsung saja simak ulasan lengkap tentnag prinsip dasar pernikahan dalam agama Kristen. Simak ulasan berikut ini dirangkum dari berbagai sumber.
1. Inisiatif dari Allah
Ketika kita ingin menikah, maka kita harus membaca lagi kisah pasangan pertama di dunia, yakni Adam dan Hawa. Awalnya Allah hanya menciptaan satu manusia yaitu Adam, namun setelah itu di Taman Eden ada inisiatif dari Allah untuk menambahkan penolong bagi Adam (Kejadian 2:18).
Maka dari itu, kita harus melibatkan Tuhan dalam pencarian pasangan hidup. Berapa banyak di antara kita yang sudah memanjatkan doa mencari jodoh Katolik? Siapkah kita untuk menikah? Ini adalah pertanayaan yang wajib Anda jawab sendiri.
Doa menjadi suatu sinyal penyerahan diri bahwa kami juga senang melibatkan Tuhan. Berbicaralah pada Tuhan, kriteria apa yang kami memperhitungkan untuk ada di dalam diri pasangan kami dan mulailah untuk mencari tahu apa target Tuhan untuk sebuah pernikahan, kriteria pasangan seperti apa yang Tuhan inginkan, atau bagaimana pandangan Tuhan berkenaan perceraian, poligami, dan pernikahan beda agama menurut Kristen.
2. Keutuhan
Kita tentu kerap sekali mendengar kata-kata seperti, ‘Tujuan pernikahan adalah untuk saling melengkapi satu mirip lain’, atau ‘Kamu adalah belahan jiwaku’. Pertanyaannya adalah, ‘Benarkah pendapat budaya dan masyarakat ini sesuai dengan Firman Tuhan?’.
Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia. Lalu TUHAN Allah membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala burung di udara.
Kejadian 2:18-20
Dibawa-Nyalah semuanya kepada manusia itu untuk melihat, bagaimana ia menamainya; dan seperti nama yang diberikan manusia itu kepada tiap-tiap makhluk yang hidup, demikianlah nanti nama makhluk itu. 20 Manusia itu memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-burung di udara dan kepada segala binatang hutan, tetapi baginya sendiri ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia.
Dalam Kejadian 2:18-20, dijelaskan pada saat di Taman Eden, hanya ada Allah, Adam, dan aneka tumbuh-tumbuhan. Ketika itu belum ada kerinduan dalam hari Adam untuk hadirnya seorang pasangan hidup. Di saat itulah Allah berinisiatif untuk membawa dampak seorang penolong bagi Adam.
Lalu Allah membeirkan model binatang yang ada di muka bumi, dan Dia memberikan pekerjaan besar untuk Adam, yaitu memberikan nama kepada seluruh binatang yang dia ciptakan. Adam menjalankan tugas selanjutnya bersama baik. Pekerjaan itu jugalah yang memantik kerinduan dalam hati Adam untuk kehadiran pasangan yang sesuai untuknya.
Dari pembahasan tersebut, kta seharusnya mempersiapkan diri untuk masuk ke dalam pernikahan, mulai dari kesiapan rohani kita di mata Tuhan, memahami tujuan penciptaan kita oleh Tuhan, dan sebagainya. Pasalnya, pernikahan bukan hanya menjadikan dua oragn sebagai pasangan, melainkan untuk menggapai tujuan Allah.
Sangat tidak disarankan untuk menikah hanya karena gengsi, umur, paksaan orangtua, bahkan karena kesepian. Menikahlah pas kita percaya bahwa kita adalah spesial yang utuh di dalam Tuhan, memahami tujuan Tuhan dalam hidup kita, serta memahami apa yang Tuhan berkenan melalui keluarga, studi, atau pekerjaan yang pas ini kita jalani.
3. Kasih
Dalam Matius 22:34-40 dijelaskan kasih adalam hukum Tuhan. Dunia ini mengenal cinta, bersama umat Kristiani yang mengenal kasih sebagai dasar pernikahan. Mari ingat-ingat lagi pas pertama kali kita jatuh cinta pada pasangan, selalu ada permintaan untuk bertemu, bukan?
Apabila jarak memisahkan terlalu jauh, kita bisa menjemput pasangan kita dan jangan berpikir tentang lelah atau repot yang kita rasakan. Itulah semisal simpel berasal dari kasih. Kasih itu dapat dirasakan oleh orang lain serta berbentuk aktif, bukan statis.
Ayat Alkitab tentang pernikahan, Filipi 1:9 menjelaskan kasih harus diberikan secara berlimpah, bukannya berkurang. Pada masa ini, kita bisa melihat manifestasi dari kurangnya kasih dalam keluarga, seperti perceraian, kekerasan rumah tangga, pemberontakan anak, dan lain sebagainya yang bukan menjadi bagian dari prinsip dasar pernikahan Kristen.
Sangat miris memandang pemberitaan selanjutnya padahal Firman Tuhan sudah jelas-jelas menambahkan kita peringatan supaya kasih yang kita punyai jangan menjadi dingin. Berikut ini beberapa tips untuk menyalakan lagi kasih yang sudah dingin dalam pernikahan:
Pertobatan
Jangan pernah anggap remeh kasih yang sudah menjadi dingin, langsung bertobat dan buatlah prinsip untuk mengubah keadaan selanjutnya (Wahyu 2:4-5).
Lakukan lagi hal-hal yang sudah tidak pernah dilakukan
Pada masa pacaran, mungkin kita sering memuji pasangan dan ini harus terus dilakukan ketika sudah berkeluarga. Jika pas anak kita tetap kecil, kita kerap memeluknya, maka mulailah melaksanakan perihal selanjutnya kembali.
Rasanya mungkin aneh karena sudah lama tidak melakukan hal tersebut, tapi cobalah ambil satu langkah awal membiasakannya. Mulai peduli hal-hal positif apa saja yang dapat kita melaksanakan untuk membawa dampak keluarga kita menjadi makin harmonis.
Kembali saling perhatikan satu mirip lain
Apa yang diperhatikan dan difokuskan pasti akan membuahkan hasil baik, termasuk keluarga. Mulailah perhatikan keluarga, jangan hanya amat repot bersama pekerjaan dan segala macam aktivitas lainnya (Ibrani 10:24, Filipi 2:4).
Kembali membangun kebersamaan yang berkualitas
Anda juga perlu mengatur prioritas dalam hidup, termasuk menjadwalkan quality time dengan keluarga secara teratur. Ingat, yang penting bukan kuantitas, tapi kualitas. Akan lebih baik jika kita punyai 1 pas yang berkwalitas dalam rentang 1 minggu, dibanding tiap hari bersama tapi tidak berkwalitas (tidak saling memperhatikan, tidak fokus pada pas kebersamaan). Kuncinya adalah komunikasi langsung dua arah dan kerelaan menambahkan waktu.
Fungsi dan Tugas dalam Keluarga
Masing-masing anggota keluarga memiliki tugas berbeda untuk saling melengkapi, jika ada satu anggota saja yang sakit, fungsi dan tugas keluarga bisa tidak berjalan baik. Berikut ini adalah keluarga Kristen sebagai fungsi dan tugas tiap tiap bagian keluarga yang sesuai bersama Firman Tuhan. Dalam menjalankannya, kita harus minta diri kita dipenuhi oleh kasih Allah yang agape.
Fungsi dan Tugas Suami
Tugas suami adalah mengasihi istri seperti Kristus mengasihi jemaat-Nya (Efesus 5:25-30) dan menjadi gembala yang baik untuk keluarga mirip seperti Kristus (Yohanes 10:11).
Fungsi dan Tugas Istri
Tugas istri adalah menjadi penolong bagi keluarga (Kejadian 2:18). Penolong tidak mirip bersama pembantu. Penolong bertugas untuk menguatkan, membangun, serta membesarkan hati tiap tiap bagian keluarga. Dalam kisah penciptaan, Hawa dibikin berasal dari tulang rusuk Adam. Tulang rusuk berfaedah untuk merawat organ-organ penting di dalam tubuh.
Demikian terhitung peran seorang istri, diperlukan kerendahan hati yang amat besar untuk seorang istri dapat terus menunjang keluarga di tengah-tengah masalah. Contoh paling mudah adalah tidak mengulas kejelekan suami atau anak pada orang lain, sebaliknya, terus membesarkan hati mereka melalui doa dan tingkah laku baik.
Fungsi dan Tugas Anak
Tugas seorang anak adalah menghargai bapak dan ibu di dalam segala kondisi, tidak hanya pas keadaan menunjang saja (Keluaran 20:12). Anak-anak harus memahami bahwa menghargai bapak dan ibu bakal mendatangkan berkat untuk kehidupan mereka.
5. Harapan
Mungkin kita memiliki harapan yang begitu tinggi dalam hal karir, pekerjaan, pendidikan, dan sebagainya, namun jarang sekali kita memiliki harapan untuk keluarga. Apa yang saya berharap untuk anak-anak pas mereka remaja? Apa yang saya berharap untuk hubunganku bersama suami/istri di tahun ini? Mulailah tuliskan harapan-harapan untuk keluarga kita, karena itulah bukti awal prinsip dasar pernikahan Kristen tetap ada kasih yang menyala untuk keluarga.
6. Ucapan Syukur
Pernikahan yang seirama juga perlu diperjuangkan, salah satunya melalui panjatan doa ucapan syukur Kristen. Tuhan sangat suka orang yang bersyukur, karena itulah hati manusia kadang berubah dengan bersyukur. Jangan pernah berpikir untuk mengubah orang lain jika keadaan hati kita saja tetap belum dapat berubah. Mulailah studi mengucap syukur apa pun keadaan keluarga kita pas ini.
7. Doa
Pernahkah mengingat keluarga kita di dalam doa Kristen? Doa adalah tidak benar satu bukti kasih kita pada keluarga. Dimulai bersama harapan apa yang kita punyai untuk keluarga, dilanjutkan bersama doa yang positif bersama penuh ucapan syukur untuk keluarga kita (Roma 1:9). Pernikahan dan keluarga merupakan tidak benar satu rancangan Tuhan dalam hidup manusia yang perlu untuk diperjuangkan. Tidak hanya satu hari, satu bulan, atau satu tahun, tapi satu detik demi detik dalam hidup.
Akhir Kata
Demikian pembahasan tentang prinsip dasar pernikahan agama kristen. Mudah-mudahan ini dapat menjadi penambah wawasan bagi kita yang ingin menikah dalam waktu dekat.
Baca: