Perbedaan Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru

Bedanya Alkitab Lama dan Baru Menurut Kristen

Bersamakristus.org – Perbedaan perjanjian lama dan perjanjian baru. Bagi orang percaya, Alkitab memiliki makna lebih dari segala kitab di duia. Artinya, tidak ada satu kitab pun yang paling berkuasa kebenaran firman-Nya.

Kita tahu bahwa Alkitab ditulis oleh para nabi berdasarkan tuntunan roh kudus. Ada konteks yang berbeda pula kemudian menjadi latar belakang penulisan masing-masing versi Alkitab sehingga kemudian terdiri dari dua, yakni Perjanjian Lama dan Baru.

Ada yang mengatakan bahwa Perjanjian Lama sudah tidak relevan dengan kehidupan masa kini, namun ada pula yang mengatakan jika Perjanjian Baru tak bisa dipisahkan dari Perjanjian Lama.

Sebenarnya manakah yang benar? Untuk memahami konteks ini, kita perlu mengetahui Perbedaan Perjanjian Lama dan Baru. Anda bisa menyimak ulasannya pada pembahasan di bawah ini.

Perbedaan Perjanjian Lama dan Baru Agama Kristen

Berikut adalah ulasan lengkap tentang perbedaan Alkitab Injil Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru menurut waktu, penulis, tempat, tujuan, sejarah, bangsa, dan persembahannya.

1. Waktu Penulisan

Berdasarkan waktunya, Perjanjian Lama ditulis pada 1400 SM-400 SM, sedangkan Perjanjian Baru diperkirakan antara tahun 45-95 M. Sejumlah 39 kitab yang terkandung di perjanjian lama terhitung tidak serupa kala penulisan, layaknya kitab Musa (Kejadian–Ulangan) ditulis sekitar tahun 1450 SM, Kitab Yosua dan Rut ditulis kira-kira tahun 1370 SM, kitab 1 Samuel–2 Samuel ditulis pada akhir abad ke 10 SM, kitab 1 Tawarikh, 2 Tawarikh, Ezra, Nehemia ditulis swekitar 400 SM, dan sebagainya.

Begitu juga halnya dengan perjanjian baru, waktu penulisannya di antara satu kitab dengan kitab lainnya tidak sama. Matius ditulis pada 60 M, Markus ditulis lantara 55–65 M, Lukas ditulis sekitar 60-63 M, Galatia dan Efesus ditulis kira-kira pada 50 M, dan lain sebagainya.

2. Gaya Penulisan

Pada Perjanjian Lama gaya penulisannya didasarkan pada peristiwa maupun kronologi sejarah, petunjuk, perpaduan kisah dan catatan harian, kronologi dan kisah nyata, silsilah keturunan, puisi ibrani kuno, postingan perkataan hikmat dan lain sebagainya. Sedangkan di Perjanjian Baru, gaya penulisannya lebih diutamakan pada arah narasi silsilah, biografi, kumpulan kisah nyata dari Yesus (bisa diamati dari 4 kitab Injil), berisi pengajaran, suatu rangkaian pelayanan para rasul, pengucapan syukur, surat teristimewa kepada sang murid, berwujud peringatan maupun penglihatan.

3. Penulis

Penulis pada Perjanjian Lama biasanya adalah para nabi, misalnya Musa, Yosua, Samuel, Gad, Natan, Yeremia, Ezra, Nehemia, Mordekhai, Salomo, Yesaya, Yeremia, Yehezkiel, Daniel, Hosea, Yoel, Amos, Obaja, Yunus, Mikha, Nahum, Hagai, Zakharia, sampai Maleakhi. Sementara Perjanjian Baru ditulis oleh para Rasul, layaknya Matius, Yohanes saudara Yakobus, Yohanes Markus yang merupakan murid Petrus, Lukas, Paulus, Yakobus saudara Yesus, rasul Yohanes, Yudas saudara Yesus.

4. Tempat Penulisan

Tempat penulisan Perjanjian Lama lebih cenderung ke Israel (secara fisik) dan sekitarnya layaknya di padang gurun, dataran Moab, Kanaan, Yehuda, Mesir, Yerusalem, Elam, Babilon, dan Samaria. Sementara pada Perjanjian Baru, daerah penulisannya di luar Israel apalagi mungkin lebih jauh dari itu, layaknya Palestina, Roma, Kaisarea, Efesus, Korintus, Makedonia, Patmos.

5. Bangsa Tujuannya

Bangsa Israel menjadi bangsa pilihan-Nya pad Injil Lama, sehingga ke-39 kitab di Injil Lama sepenuhnya punya tujuan sehingga bangsa Israel tetap ulang kepada Tuhan, meninggalkan kejahatan perzinahan rohani yang mereka lakukan. Oleh dikarenakan itulah, Allah memakai tidak sedikit Nabi untuk menubuatkan pertobatan kepada mereka.

Kenapa bangsa Israel jadi bangsa yang dipilih oleh-Nya tetap masih merupakan suatu pertanyaan yang tak bisa dijawab oleh siapapun hingga sekarang ini. Karena jikalau kita membandikan bersama dengan bangsa lain, bangsa Israel amat jauh dari kata baik, bahkan jika kita membaca perjalanan/sejarah mereka.

Tapi yang menyadari itu adalah maunya Allah dan tak ada yang berhak untuk menanyakan lebih jauh ulang tentang alasan-Nya memilih bangsa Israel. Kalau di perjanjian baru, kita bisa lihat bahwa tak ada ulang yang namanya bangsa Israel (secara fisik).

Israel yang dimaksudkan di perjanjian baru adalah Israel baru yaitu bangsa apa-pun yang sudi meresponi rahmat dan kasihnya Tuhan dikarenakan sepenuhnya sudah digenapi oleh Kristus di Kalvari sehingga siapa saja boleh mampir kepada Allah cuma melalui Dia (Yesus).

6. Sejarah Firdaus

Perbedaan Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru diperlihatkan pada ‘firdaus yang hilang’ yang disebabkan karena kejatuhan manusia ke dalam dosa. Di Perjanjian Baru firdaus diperoleh lagi lewat Kristus yang merupakan keturunan perempuan (penggenapan dari firman di kitab kejadian) dan pemulihan lagi dapat dijalankan suatu hari nanti.

7. Persembahan

Oleh dikarenakan kejatuhan manusia ke dalam dosa, maka dibuatlah suatu ketentuan tentang sistem persembahan yang diberikan kepada Allah oleh bangsa Israel untuk penghapusan dosa-dosa mereka dan persembahan ini cuma sanggup diberikan melalui imam yang berasal berasal dari suku Lewi.

Sementara di perjanjian baru, tak harus lagi orang-orang mempersembahkan hewan atau ternaknya sebagai kurban kepada Allah dikarenakan ganti persembahan itu telah digenapi oleh Yesus sebagai Anak Domba Allah yang hidup sehingga barang siapa yang percaya kepada-Nya dapat mendapatkan pengampunan kekal atas dosa-dosanya.

Akhir Kata

Mungkin itu saja sekian pembahasan dari perbedaan perjanjian lama dan perjanjian baru menurut kristen. Semoga kita bisa memahami bedanya Injil lama dan baru setelah membaca wawasan di atas.

Baca:


Tinggalkan komentar