Bedanya Seorang Biksu dengan Pendeta
Bersamakristus.org – Perbedaan biksu dan pendeta. Keduanya memiliki makna sama, yaitu pemimpin agama yang dianggap memiliki ilmu lebih baik dibandingkan penganut agama biasa.
Bicara mengenai agama yang dianut keduanya, jelas mereka memiliki perbedaan. Biksu merupakan kata terapan yang diberikan kepada seorang pria yang sudah ditahbiskan dalam lingkungan biara Buddhis.
Sementara itu pendeta merupakan seorang pengajar umum dalam jemaat agama Kristen. Pendeta mempunyai kewajiban bagi menentukan suasana dalam jemaat sehingga jemaat mampu semakin aktif mewujudkan persekutuan yang belajar-mengajar.
Masih banyak lagi perbedaan antara biksu dan pendeta dalam agama Kristen. Bila Anda masih penasaran bagaimana perbedaan di antara keduanya, silahkan simak pembahasan berikut.
Perbedaan Antara Biksu dan Pendeta dalam Kristen
Langsung saja ini dia penjelasan mengenai perbedaan antara biksu dan pendeta dalam agama Kristen. Silahkan simak secara lengkap penjelasannya yang kami rangkum dari berbagai sumber terpercaya.
1. Biksu
Biksu (laki-laki) atau biksuni (perempuan) adalah julukan bagi rohaniawan atau pemimpin agama Buddha. Biksu berasal dari bahasa Sansekeerta, Bhiksu. Agar bisa menjadi seorang biksu, seseorang perlu belajar kehidupan biara terlebih dahulu.
Setelah terbiasa, dia juga harus siap untuk berkomitmen dan mengikuti pentahbisan biksu, sehingga bisa menjadi biksu yang baik. Pada masa pelayanannya, biksu melakukan hal-hal berikut.
- Biksu adalah seseorang yang menjalani kehidupan pertapa, biksu bukan sekedar profesi atau gelar saja.
- Terdapat aturan kedisiplinan yang harus biksu ikuti selama sisa hidupnya.
- Jika melanggar, terdapat sanksi yang harus dijalani biksu, termasuk kembali menjadi umat biasa, bukan lagi seorang biksu.
- Seorang biksu memiliki kewajiban mentransformasi penderitaan yang dilaminya menjadi kedamaian dan sukacita untuk dirinya.
- Berlatih agar hidup biksu menjadi lebih bermakna, tanpa mengejar ketenaran, kekayaan, dan nafsu dunia.
- Biksu beraspirasi menuju kedamaian dan kejernihan batin, kemudian memproduksi sukacita dan welas asih dari dalam dirinya.
2. Pendeta
Pendeta berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu pandita yang artinya brahmana atau guru dalam tradisi agama Hindu. Dalam agaam Hindu/Buddha, ucapan pandita adalah darma atau kebenaran. Pandita berarti memiliki 4 sifat, yaitu:
- ‘Sang Satya Wadi’ yang berarti selalu membicarakan kebenaran.
- ‘Sang Apta’ yang berarti selalu dapat dipercaya.
- ‘Sang Patirthan’ yang berarti tempat memohon kesucian. ‘Sang Penadahan Upadesa’ yang berarti memiliki kewajiban memberi pendidikan moral kepada masyarakat.
Pada masa pelayanannya, inilah yang dilakukan pendeta.
- Pendeta dalam agama kristen merupakan sebuah jabatan, bukan gelar. Setelah selesai mengemban tugas gembala jemaat, pendeta dapat pensiun.
- Seseorang harus mengerti kitab suci, serta mengaplikasikan dalam kehidupannya agar bisa menjadi pendeta.
- Pendeta memberikan kothbah berdasarkan pengalamannya bersama Tuhan.
- Saat ini di Indonesia, pendeta digunakan sebagai sebutan untuk pemimpin dari agama Kristen Protestan.
- Pendeta dalam Kristen memiliki jabatan yang sama seperti pastor Katolik, yaitu seorang gembala gereja.
- Pendeta merupakan pengajar umum dalam jemaat, memiliki kewajiban menentukan suasana dalam jemaat. Pendeta berkewajiban untuk mendorong jemaat agar dapat lebih giat dalam memenuhi panggilannya sebagai sebuah persekutuan, yang saling belajar dan mengajar.
Perbedaan
Dari penjelasan di ats, diperoleh perbedaan biksu dan pendeta dalam agama Kristen, yaitu sebagai berikut.
- Biksu merupakan pemimpin agama Buddha, sedangkan pendeta merupakan pemimpin agama Kristen.
- Biksu merupakan cara hidup bukan gelar atau jabatan, sedangkan pendeta merupakan sebuah jabatan
- Biksu kehilangan jubahnya jika melakukan pelanggaran fatal, sedangkan pendeta kehilangan jabatannya setelah masa tugasnya berakhir.
Akhir Kata
Demikianlah pembahasan dari kami mengenai perbedaan biksu dengan pendeta. Dengan adanya artikel di atas, semoga kita bisa lebih mengetahui perbedaan di antara kedua pemuka agama tersebut.
Baca: