Bayi Tabung Menurut Agama Kristen
Bersamakristus.org – Pandangan Kristen terhadap bayi tabung. Seseorang kadang memilih jalan menggunakan bayi tabung untuk memperoleh keturunan, khususnya bagi yang merasa kesulitan memiliki anak.
Kadang bayi tabung juga menjadi salah satu cara terbaik dan instan untuk bisa mendapatkan buah hati. Namun cara itu sebelumnya sudah dibahas dalam hukum bayi tabung menurut Kristen.
Ada pandangan bahwa bayi tabung tidak bisa dilaksanakan karena tidak sesuai dengan konsep bahwa tubuh merupakan bait Allah. Sehingga, mungkin banyak orang yang berpikir dua kali untuk melakukannya.
Pada kesempatan ini kami akan menjelaskan kepada Anda secara lebih detail mengenai pandangan agama Kristen terhadap bayi tabung. Anda dapat menyimak ulasan lengkapnya secara lengkap di bawah ini.
Pandangan Agama Kristen Terhadap Bayi Tabung
Tanpa banyak basa basi lagi, mari langsung saja silahkan simak pembahasan dan penjelasan lengkap mengenai pandangan agama Kristen terhadap bayi tabung. Berikut ulasan lengkapnya hanya untuk Anda.
1. Proses Masuknya Bayi Tabung
Proses bayi tabung dilaksanakan dengan cara mempertemukan sel telur dan mani pada sebuah bejana. Sebelum dipakai, bejana itu sudah diisi nutrisi terlebih dahulu dan dipastikan punya medium serta suhu yang cukup, sehingga memiliki kondisi seperti rahim di dalam tubuh wanita.
Pada bejana tersebut, zigot hasil pembuahan akan dikembangkan sampai stadium blastula atau janin serta setelah itu, calon bayi siap dimasukkan ke dalam selaput lendir wanita. Tapi dalam pemasukan janin ke dalam rahim, tidka bisa dilakukan sembarangan.
Setelah sel telur disatukan dalam laboratorium dan berkembang menjadi janin, janin itu akan diperiksa apakah sehat atau tidak. Janin yang sehat dan unggul akan ditanamkan ke dalam rahim ibu. Pada hari ketiga, dua, atau tiga, janin akan dimasukkan ke dalam rahim supaya kemungkinan lebih besar untuk hamil.
Kemudian, apa yang terjadi dngan janin cacat yang tidak dipindahkan ke dalam rahim? Agar janin tetap bias hidup, maka janin-janin itu perlu dibekukan dalam cairan nitrogen. Tapi tentu saja biayanya sangat mahal. Untuk menyimpannya jelas membutuhkan biaya.
Hal ini juga menjadi dilema bagi pasangan suami istri, sehingga banyak yang memutuskan membuang atau memusnahkan janin yang tidak dipakai. Inilah masalah besar yang ada pada teknik bayi tabung. Tidak semua janin akan hidup. Perlu mengorbankan banyak janin supaya mendapatkan satu janin terbaik yang akan hidup.
Tak hanya menimbulkan masalah dalam etika, masalah bayi tabung itu juga dipandang bertentangan dengan Alkitab. Banyak tokoh menilai pembuangan janin yang tidak dianggap sebagai pemusnahan.
2. Melanggar Hukum Taurat Keenam
Pemusnahan janin dianggap sebagai penghilangan nyawa menurut Kristen. Metode dalam bayi tabung memaksa untuk mengorbankan banyak janin agar bisa mendapatkan satu janin terbaik. Karena janin ini sudah diartikan sebagai manusia, maka metode bayi tabung pembuangan janin juga dipandang sebagai kesengajaan menghilangkan nyawa.
Hal ini jelas bertentangan dengan Alkitab, padahal Tuhan yang memberi maka Tuhan juga yagn mengambil. Kehidupan manusia seperti diketahui berasal dari sel telur yang dibuahi mani. Sel telur ini akan berkembang menjadi zigot, lalu tumbuh menjadi embrio, dan setelah itu menjadi fetus dalam tahap perkembangan anak.
Bisa dikatakan istilah itu sudah masuk ke dalam kategori bayi. Bayi juga merupakan seorang manusia. Bila zigor yang tidak ditanamkan ke dalam rahim dimusnahkan, maka bisa dikatakan teknik bayi tabung tidak hanya meniadakan harkat manusia saja, melainkan juga melibatkan aborsi yang jelas.
3. Meniadakan Aspek Persatuan
ada dua aspek yang harus dipenuhi suami istri dalam Katolik, yaitu union atau persatuan, dan procreation. Dengan menggunakan metode bayi tabung, manusia meniadakan aspek persatuan dan menyalahgunakan aspek procreation.
Sebab produksi anak dilaksanakan secara tidka normal, sehingga agama Katolik menolak metode tersebut. Hal ini juga tidak selaras dengan tujuan pernikahan Kristen yang bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan.
4. Penggunaan Mani Donor
Perkembangan teknik bayi tabung juga bisa sangat bertentangan dengan Alkitab jika manis yang dipakai yaitu berasal dari donor laki-laki yang bukan suaminya. Apabila janin hasil teknik bayi tabung ditanamkan pada rahim wanita, prosedur ini jelas tidak bisa dibenarkan.
Dikatakan menurut Imamat 18:20 dan Amsal 6:29, pria tidak boleh memberikan maninya kepada wanita yang bukan istri. Bila dilakukan dan sel telur serta maninya bersatu, maka hal tersebut sudah tergolong amoralitas yang menyalahgunakan organ-organ vital.
Akhir Kata
Itu saja yang mungkin dapat kami sampaikan pada kesempatan ini mengenai pandangan agama kristen terhadap bayi tabung. Semoga penjelasan di atas membuat kita paham bagaimana pandangan agama Kristen terhadap bayi tabung.
Baca: