Renungan Kristen Syukur Wisuda

Renungan Rohani Kristen Ucapan Syukur Wisuda Kelulusan

Bersamakristus.org – Renungan Kristen syukur wisuda. Wisuda atau kelulusan hanya datang beberapa kali dalam setahun. Yakni pada saat kelulusan SD, SMP, SMA, bahkan hingga wisuda dari bangku kuliah.

Istilah wisuda telah diketahui banyak orang, terlebih karena memang momen wisuda harusnya dijadikan momen bersyukur dengan memperbanyak panjatan doa ucapan syukur kristen.

Selain bersyukur, momen wisuda atau kelulusan juga kerap dijadikan momen untuk berintrospeksi diri. Bahwa kita telah menjadi bagian dari masyarakat, lalu bagaimana terjun dan menghadapi dunia itu? Renungan ini bisa diamalkan.

Renungan rohani Kristen Protestan atau Katolik ini bisa dipanjatkan kapan saja dan di mana saja. Namun akan lebih baik reungan ini dibaca pada saat teduh karena kita bisa merenungkannya dengan lebih fokus.

Untuk renungannya sendiri kami dasarkan pada berbagai macam ayat emas Alkitab atau firman Tuhan mengenai Kristen tentang kelulusan dan hari wisuda yang penuh sukacita. Silahkan simak ulasannya di bawah ini.

Renungan Rohani Kristen Tetang Syukuran Wisuda

Langsung saja tanpa basa basi kembali silahkan simak kumpulan renugan harian rohani Kristen tentang wisuda atau kelulusan yang menginspiasi, memotivasi, menenangkan jiwa, dan menyejukkan hati.

1. Hati yang Berlimpah Ucapan Syukur

“Persembahkanlah syukur sebagai korban kepada Allah dan bayarlah nazarmu kepada Yang Mahatinggi!” Mazmur 50:14.

Kapan Anda mempersembahkan syukur kepada Tuhan? Banyak orang bersyukur hanya pada saat-saat tertentu saja. Yakni ketiak segala yang mereka rencanakan berjalan dengan baik, menerima berkat, kesembuhan, atau mendapatkan mukjizat dari Tuhan. Sikap mereka langsung berubah jika mengdapai masalah, kesesakan, atau sakit. Boro-boro mengucap syukur, berdoa saja mereka malas melakukannya.

Ucapan syukur ini adalah sebuah bentuk abstrak yang secara garis besar memiliki makna berterima kasih kepada Tuhan, menyenangkan Tuhan, ataupun sadar akan kebaikan, hadiah, dan pertolongan Tuhan. Ini adalah sikap hati yang harus dikembangkan dalam hidup orang percaya. Alkitab juga telah memperingatkan.

Sebab itu marilah kita, oleh Dia, senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya.” (Ibrani 13:15).

Korban merupakan sesuatu yang dipersembahkan, kehilangan, merugi, dan sakit secara daging. Seperti yang dijelaskan dalam Habakuk.

Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang, namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku.” (Habakuk 3:17-18).

Sesungguhnya situasi atau keadaan tidak mendukung sama sekali untuk mengucap syukur, tetapi Habakuk tidak dikalahkan oleh keadaan dan dia tetap bisa mengucap syukur. Ini adalah korban syukur yang sesungguhnya.

Umumnya, ketika berada dalam masalah atau kesesakan, tidak ada korban syukur yang kita persembahkan kepada Tuhan, yang ada hanyalah sungut-sungut dan omelan seperti yang biasa dilakukan umat Israel di padang gurun. Maka dari itu, sebagian besar umat Israel mengalami kebinasaan di padang gurun sebelum mencapai Kanaan. Ketahuilah bahwa tidak ada sesuatu yang terjadi secara kebetulan dalam hidup kita, bahkan sehelai rambut pun jatuh karena izin Tuhan.

Bila memahami “…betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus,” (Efesus 3:18), seharusnya bibir kita tak pernah berhenti bersyukur!

2. Tangga Menuju Kesuksesan

“Tangan orang rajin memegang kekuasaan, tetapi kemalasan mengakibatkan kerja paksa.” Amsal 12:24.

Coba tanyakanlah kepada orang-orang sukses di dunia ini, apa yang menjadi kunci sukses mereka? Semua pasti akan serempak menjawab bahwa kunci kesuksesan adalah kerajinan.

Orang yang sukses tidak mengenal kata malas dalam hidupnya. Rajin ialah tangga menuju kesuksesan, sedangkan malas adalah penghalang untuk meraih sukses. Bila sampai hari ini Anda masih memelihara sikap malas tersebut, atau suka bermalas-malasan dalam segala hal, seperti malam berdoa, belajar, beribadah, bekerja, dan sebagainya, maka jangan pernah bermimpi menjadi orang sukses.

Yusuf ialah salah satu tokoh muda inspiratif yang dijelaskan dalam Perjanjian Lama. Ia adalah anak ke-11 dari Yakub dan anak pertama dari Rahel, istri yang dicintainya. Yusuf disebutkan dalam Alkitab adalah anak kesayangannya.

…sebab Yusuf itulah anaknya yang lahir pada masa tuanya; dan ia menyuruh membuat jubah yang maha indah bagi dia.” (Kejadian 37:3). Meskipun beroleh kasih sayang yang lebih dibandingkan dengan saudara-saudaranya yang lain, tak membuat Yusuf tumbuh menjadi anak yang manja dan bermalas-malasan. Di usia yang masih muda ia terbiasa menggembalakan kambing domba bersama-sama dengan saudara-saudaranya yang lain (Kejadian 37:2b).

Jadi, kerajinanya dalam bekerja sudah Yusuf perlihatkan ketiak ia masih berusia muda. Sadar atau tidak, ketika orang rajin dalam mengerjakan apapun, sebenarnya dia sedang menapaki tangga menuju kesuksesan. Kerajinannya dalam bekerja itulah yang membuat Yusuf disukai oleh banyak orang, meskipun ia tertekan dalam hidup.

Mustahil Firaun percayakan seluruh harta kekayaannya kepada Yusuf jika melihat Yusuf adalah orang malas. Begitu pula dengan kepala penjara yang jgua mempercayakan seluruhnya tahanan dan semua pekerjaan yang dilakukan kepada Yusuf.

“Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga,” (Pengkhotbah 9:10).

Maka dari itu, jangan pernah menunda apapun. Pekerjaan apa saja yang dipercayakan Tuhan kepada Anda, kerjakan itu segera dengan rajin dan tekun.

“Pernahkah engkau melihat orang yang cakap dalam pekerjaannya? Di hadapan raja-raja ia akan berdiri, bukan di hadapan orang-orang yang hina.” Amsal 22:29.

Akhir Kata

Itu dia pembahasan dari renungan rohani kristen ucapan syukur wisuda. Mari sama sama kembali menyadari bahwa keberhasilan wisuda atau kelulusan kita tak lepas dari campur tangan Tuhan Yesus Kristus. Sehingga kita bisa menjadi semakin dekat dengan-Nya dan dewasa secara rohani. Amin.

Baca:


Tinggalkan komentar