Sejarah Asal Mula Adanya Perang Salib
Bersamakristus.org – Latar belakang perang salib dalam Kristen dan Protestan. Perang salib merupakan perang yang terjadi pada abad pertengahan antara umat Kristen di Eropa dan kaum muslimm yang tengah berkuasa pada sebagian wilayah Eropa, Afrika Utara, dan Asia.
Dinamakan perang salib karena pada perang ini pasukan Kristen yang terlibat menggunakan logo tanda salib Katolik yang terbuat dari kain warna merah. Tanda tersebut disulam pada jubah mereka di bagian dada.
Tentu saja ada yag melatarbelakangi terjadinya perang salib, namun mungkin tak banyak yang mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan hal tersebut terjadi padahal ini sangat penting diketahui.
Maka dari itu di kesempatan ini kami ingin menjelaskan kepada Anda mengenai perang salib dan beberapa faktor yang menyebabkan ini terjadi dalam sejarah dan perkembangan umat Kristen. Simak ulasan lengkapnya di bawah ini.
Faktor Latar Belakang Terjadinya Perang Salib dalam Agama Kristen
Berikut adalah beberapa faktor yang melatarbelakangi terjadinya perang salib dalam agama Kristen. Simak langsung pembahasan lengkapnya di bawah berikut ini.
1. Faktor Agama
Faktor utama yang mempengaruhi terjadinya perang salib adalah karena faktor agama. Berdasarkan tujuannya ada dua, yaitu sebagai berikut.
Tujuan Jangka Pendek
Yerusalem dikuasai pemerintahan Bani Saljuk yang merupakan kaum muslim pada 1078. Suatu ketika ada aturan yagn membatasi dan memperketat ziarah ke Baitul Maqdis bagi umat Kristen. Ini mendorong umat Kristen mendapatkan kebebasannya kembali dengan berusaha merebut Yerusalem.
Kemudian pada tahun 1096 Paus Urbanus II mengobarkan perang salib di dunia Kristen. Ia mengimbau dalam khotbahnya di Konsili Clermont kepada para hadirin memberikan bantuan militer kepada kkeaisaran Bizantiun sehingga bisa bersama-sama menghadapi orang Turki yang menjajah Anatolia.
Paus Urbanus II mengajarkan bahwa sasaran utama yang ingin dicapai adalah jaminan bagi para peziarah untuk mengunjungi tempat suci yang ada di kawasan Timur Laut Tengah. Peperangan pun dimulai dan menghasilkan empat negara tentara salib di masa awal.
Berikutnya masyarakat Eropa semakin banyak yang antusias dengan imabuan Sang Paus sehingga mereka sukarela menjadi tentara salib dan mengikrarkan kaul serta menerima indulgensi paripurna gereja. Banyak dari mereka yang datang dan berharap dengan ambil bagian, mereka akan diangkat ke surga serta diampuni dosanya.
Tujuan Jangka Panjang
Pakar berpendapat bahwa Paus memiliki tujuan lain dengan adanya perang salib, yaitu tujuan jangka panjang. Kebangkitan semangat religius yang melanda Eropa mendorong mereka untuk kembali menjalankan misi ekspasnsi dunia ke Eropa sampai Asia.
2. Faktor Politik
Sejak dulu sudah terjadi konflik antara timur dan barat. Beberapa kali mereka melakukan kontak konftontasi seperti perang antara Trujah dan Parsi. Konflik ini terus berlangsung sampai abad pertengahan dan disebut menjadi representasi konflik antara Islam dan Kristen. Faktor ini dipicu oleh trauma politis kaum Kristen karena beberapa wilayah di Eropa dikuasai kaum muslim.
Pertama ketika Kostantinopel diancam dari serangan Bani Saljuk. Beberapa wilayah di Asia diketahui berhasil dikuasai oleh mereka. Sehingga ada kemungkinan besar ekspansi akan meluas ke wilayah barat. Karena itu, Imperium Bizantium menggalang dukungan umat Kristen di Eropa untuk mempertahankan imperiumnya.
Kedua, ada terjadinya kekalahan pasukan Armanus dari Bani Saljuk yanng membuat Manzikart jatuh ke tangan para kaum muslimin. Dua kekalahan ii menjadi trauma bagi umat Kristen di Eropa sehingga muncul keinginan membahlas kekalahan dengan mendirikan kerajaan Al-Masih di wilayah timur.
3. Faktor Sosial
Pada zaman itu di Eropa ada stratifikasi sosial yagn menggolongkan masyarakat berdasarkan level sosialnya. Stratifikasi ini dibagi menjadi beberapa tingkatan, yaitu kaum gereja, aristokrat, dan rakyat jelata.
Rakyat jelata adalah mereka yang hidupnya mayoritas terbelakang, hina, dan tertindas. Gereja pun memobilisasi mereka untuk ikut ambil bagian dalam perang salib dengan iming-iming kebebasan kesejahteraan. Mereka menyambutnya dengan antusias karena keyakinan bahwa ikut berpartisipasi dalam perag salib adalah indakan mulia dan diampuni dosanya.
4. Faktor Ekonomi
Alasan lain mengapa kalangan Kristen ingin menguasai daerah timur adalah karena wilayah itu dikenal sebagai daerah yang strategis untuk prdagagan. Sebab sejak dulu wilayah ini sudah dikenal menjadi lalu lintas perdagangan dan ramai oleh pedagang.
5. Ambisi Paus Gregory VII
Untuk mengantisipasi ancaman berikutnya dari Bani Saljuk, Kaisar Byzantium mengajukan permohonan kepada Paus Gregory VII untuk bersedia menggabungkan gereja Yunani dan Gereja Latin agar semua umat tunduk di bawah satu pemerintahan. Untuk menyatukan kekuatan, ia pun kemudian menyerukan peperangan dengan tujuannya adalah unutuk menundukkan gereja-gereja di Timur yang sebelumnya dikuasai oleh umat Islam.
Akhir Kata
Sekian saja pembahasan lengkap dari kami mengenai latar belakang terjadinya perang salib. Semoga bisa menambahw awasan kita mengenai latar belakang terjadinya perang salib menurut agama Kristen.
Baca: