Hukuman Mati Menurut Iman Kristen

Hukuman Mati dalam Agama Katolik

Bersamakristus.org – Pandangan hukuman mati menurut iman Kristen. Hukuman mati merupakan hukuman yang menjadi kebijakan di beberapa negaa. Mulai dari China, Irak, Iran, Arab Saudi, Amerika Serikat, dan masih banyak lagi.

Hukuman ini juga berlaku di Indonesia yang dijatuhkan sebagai hukuman terberat bagi para pelaku pelanggaran yang sangat fatal. Contohnya ada banyak dan tidak bisa kita sebutkan satu per satu.

China menjadi negara yang paling banyak menjatuhkan hukuman mati setiap tahunnya. Sementara di Indonesia, bagaimana sih sebenarnya hukuman mati menurut iman Kristen, apakah boleh atau tidak?

Di sini kami akan menjelaskannya secara jelas kepada Anda. Untuk itu silahkan simak pembahasan lengkapnya di bawah berikut ini dirangkum dari berbagai sumber terpercaya, silahkan disimak.

Hukuman Mati dalam Agama Kristen Boleh atau tidak

Beberapa orang mengatakan bahwa hidup adalah pemberitan Tuhan dan hanya Tuhan yang behak mengambilnya. Manusia tidak boleh menuntut pembalasan dan hanya Tuhan yang berhak menghukum orang lain.

Alasan semacam itu telah baanyak diucapkan oleh mereka yang menolak hukuman mati. Sekarang kita akna melihat bagaimana seharusnya orang Kristen memandang hukuman tersebut berikut ini.

Kalau kita melihat kembali pada Perjanjian Lama, kita akan mengetahui banyak sekali perbuatan-perbuatan yang akan dijatuhkan hukuman mati. Di antaranya adalah penculikan (Keluaran 21:16), hubungan badan dengan binatang (Keluaran 22:19), hubungan perselingkuhan menurut Alkitab (Imamat 20:10), hubungan sesama (Imamat 20:13), menjadi nabi palsu (Ulangan 13:5), menjadi wanita malam (Ulangan 22:4), dan lain sebagainya.

Mungkin kita akan berpikir Perjanjian Baru memiliki peraturan yang baru, yaitu menolak hukuman mati. Biasanya mereka yang berpikir demikian mendasarkan pada Yohanes 8:7 sebagai alasan. Di situ diceritakan bahwa Tuhan Yesus tampak tidak setuju dengan hukuman rajam yang dilakukan oleh orang Farisi kepada wanita yang berbuat buruk.

Tapi alasan Yesus melakukan hal tersebut sebenarnya adalah untuk mengungkapkan kemunafikan orang Farisi yang suka menghakimi dan sengaja menjebak-Nya untuk melanggar hukum Perjanjian Lama. Kemudian ada Teolog yang mengatakan bahwa sebenarnya Yesus sedang tidak melawan diskriminasi terhadap wanita.

Dalam hukumnya, bila sepasang kekasih kedapatan berhubungan intim keduanya akan dihukum. Tapi di sini yang dihukum hanya pihak wanita saja jadi bisa diambil kesimbulan bahwa cerita ini tidak bisa dijadikan dasar Yesus menolak adanya hukuman mati.

Siapa yang menumpahkan darah manusia, darahnya akan tertumpah oleh manusia, sebab Allah membuat manusia itu menurut gambar-Nya sendiri.

Kejadian 9:6

Banyak yang menolak adanya hukuman mati dengan alasan hak asasi manusia yang berhak untuk hidup atau alasan lebih religius yaitu manusia berdosa bisa mendapatkan pengampunan dosa.

Maka perlu diperhatikan lagi bahwa siapa yang menumpahkan darah manusia, darahnya akan tertumpah oleh manusia. Misalnya dengan menghilangkan nyawa orang lain, bukankah itu melanggar hak hidup orang lain. Kita juga bisa melihat dari sisi lain bahwa dengan hukuman mati bisa menyelamatkan hak hidup yang jauh lebih banyak. Dengan dihukumnya satu orang, akan ada banyak penjahat di luar sana yang jera.

Hukuman Mati dan Hukum Kasih

Benar jika manusia seharusnya menerapkan hukum kasih, yakni dengan senantiasa memaafkan serta memberi pengampunan. Tapi mungki kita bisa melihat konteksnya terlebih dahulu dan mempertimbangkan dari berbagai sisi. Disinggung sebelumnya bahwa salah satu alasan mengapa orang kontra terhadap hukuman ini adalah karena pemikiran religius bahwa kematian adalah takdir Tuhan.

Memang benar demikian tapi tentu saja sejak awal masyarakat sudah mengetahui semua kebijakan pemerintah, bukan? Seperti ketika pemerintah mengeluarkan atuarn bahwa perdagangan obat terlarang merupakan pelanggaran berat dan akan dijatuhi hukuman mati. Peraturan ini sudah diketahui pelaku bukan? Hanya saja mungkin pelaku meremehkan aturan tersebut dan mencoba untuk tetap melanggar.

Di sini kita bisa melihat bahwa yang salah adalah pelakunya. Sebab bila mereka mmeilih melanggar, maka hukuman mati adalah konsekuensinya. Itu sama saja dengan mereka menentukan takdir mereka sendiri. Kita juga bisa melihat ayat Alkitab Roma 15-17.

Di ayat tersebut dijelaskan bahwa Rasul Paulus mengatakan Allah telah memberi pemerintah orotitas untuk memberikan kebijakan dan tidak ada pemerintahan yang tidak berasald ari Allah. Justru, tidak Alkitabiah jika kita mengklaim bahwa Allah menentang hukuman mati dalam segala hal.

Jadi, jangan pernah menganggap bahwa dengan adanya hukuman mati, maka itu artinya tidak mengasihi dan tidak menerapkan ajaran pengampunan menurut alkitab. Sekali lagi kita harus melihat knteksnya yang menyangkut masyarakat banyak. Pemerintah juga tidak akan mengambil untugn dari vonis itu, mereka hanya ingin menciptakan negara yang damai sejahtera serta aman untuk ditinggali.

Akhir Kata

Simak langsung pembahasan tentang hukuman mati dalam iman kristen. Mudah-mudahan dengan ini kita bisa lebih memahami tentang hukuman mati menurut pandangan yang ada dalam iman agama Kristen.

Baca:


Tinggalkan komentar